ー8

607 117 12
                                    

hari demi hari sora lewati dengan menghindari ran mati-matian. lagi.

ia benar-benar tak mau merasakan hal aneh yang terjadi beberapa hari lalu. dan sialnya setiap bertemu ran, ia harus merasakan rasa asing itu terus.

jadilah ia kesal. dan melampiaskannya pada kakucho yang ada di sampingnya sekarang.

semenjak perdebatan mereka pada hari masuknya sora ke bonten, kedua orang ini menjadi dekat. sudah seperti teman lama yang baru bertemu kembali.

dan sekarang keduanya sedang berada di ruang tengah. duduk di sofa panjang bersisian.

sora tanpa malu, menggenggam tangan kakucho dan meremasnya kencang. sementara itu, kakucho hanya pasrah sebab sudah dijadikan pelampiasan kekesalan sora selama beberapa hari ini.

netranya melirik bibir sora yang tak berhenti bergerak sejak tadi. kerjaannya hanya mengumpati ran dan bertanya pada diri sendiri apa ia sebenarnya sedang sakit atau tidak karena merasakan hal aneh di dadanya.

helaan nafas panjang keluar dari celah bibirnya. "sora, berhenti."

orang keempat bonten itu segera menoleh padanya sambil memicingkan mata. "siapa kau mengaturku?"

"aku tidak mengaturmu. hanya saja, lepaskan tanganmu."

"kenapa? sakit? dasar lemah." ejek sora.

kakucho mendengus. "tidak, tapi lepaskan. daripada kau bergumam tidak jelas seperti itu, lebih baik mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kau miliki."

sora diam. apa yang dikatakan pria di sebelahnya ada benarnya juga.

perempuan itu berganti posisi, menjadi menghadap kakucho. sedangkan kakucho hanya menatapnya lurus.

"setiap bertemu si brengsek itu, aku rasanya ingin memukul, menamparnya, atau memakinya. kenapa itu?" mulai sora.

sang pria mengerutkan dahi, merasa sora salah ucap. "bukannya yang kau rasakan itu seperti hatimu menghangat?" balasnya.

sora terkesiap. "kenapa kau tahu?"

kakucho mengerjapkan mata, bingung. "tentu saja aku tahu. kan kau-"

perkataannya terhenti. keduanya saling tatap.

kakucho mengusap kepalanya. "tunggu, aku lupa. tapi aku benar mendengarmu mengatakan itu."

"sebentar, aku pikirkan dulu."

sampai lima belas menit kemudian, kakucho masih juga tak membuka mulut.

sora yang sudah terlampau kesal, memukul lengannya yang dibalas ringisan. "kau membuang banyak waktuku!"

kakucho mendecak. "sabar, sekarang aku baru ingat." jarinya menyugar surai hitam legamnya.

"lima hari lalu, kau bergumam kenapa kau merasakan hal aneh setiap bertemu dengan si haitani. kau terus menerus mengumpatinya seperti beberapa saat lalu. dan itulah hal yang terus kau lakukan sampai saat ini. dan itu juga membuatku jengkel karena kau berisik."

sora mengerutkan dahi. "tidak, aku tidak berisik."

kakucho menggeleng. "ya, kau berisik. kau terus menerus bergumam membuat telingaku panas."

"kalau begitu pergi saja! apa susahnya sih!"

"bagaimana aku ingin pergi kalau kau saja terus menggenggam tanganku?"

sora mendecih, "aku tidak berisik!"

kakucho menatapnya sengit. "kau berisik."

"tidak!"

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang