ー13

438 78 10
                                    

enam hari terlewati dengan rasa sepi. itu yang dirasakan oleh ran. sampai detik ini juga.

walaupun setiap hari ia ‘mengganggu’ sora dengan menelepon atau mengirimi perempuan itu pesan, tetap saja kalau tidak melihat orangnya sama saja.

sebenarnya saat ia pertama kali menelepon dan ditutup dengan seorang pria yang mengatakan kalau dia adalah 'pria'nya sora, saat itu juga ia ingin pergi ke sendai.

namun apa daya, mikey yang saat itu ada di markas, segera menghentikannya.

mengancamnya dengan ia akan dikeluarkan dari bonten, dan dengan tatapan yang lurus ke arahnya. tak seperti biasanya yang akan hanya memakan taiyaki sambil berbicara pada kue ikan itu.

dan sekarang, semua anggota inti kecuali sora sedang berkumpul di ruang tengah karena kedatangan seseorang yang tidak mereka kenali.

kepul asap keluar dari celah bibir seorang pria. surai hitamnya bergoyang saat ia menggerakkan kepalanya ke samping. manik hitamnya terlihat tersenyum, namun dalam kelamnya ada sorot tajam bersembunyi.

sanzu mengarahkan pedangnya ke arah leher pria itu. "jangan sok santai seperti itu. siapa tau habis ini pedangku akan bersarang di lehermu." mulainya.

pria yang sedang merokok itu menggeleng. "aku tidak akan mati dengan cara mengenaskan seperti itu. percayalah, haruchiyo san."

kerutan terbuat di dahinya. sanzu menggores sedikit lehernya sampai mengeluarkan sedikit dar
ah. "sejak awal kedatanganmu, kau memberiku aura si youma."

seringai tipis muncul. pria itu mengembuskan asap rokoknya. "aura kami memang sangat terasa bagi orang luar ya?"

para anggota inti segera bereaksi, terutama ran. si haitani tertua itu memiliki raut heran, wajahnya seperti mengatakan 'siapa bedebah ini sampai memiliki marga yang sama dengan sora?'

pria surai hitam itu mengisap rokoknya dan mengembuskannya lagi. "perkenalkan, youma kazuha. sepupu dari sora. yoroshiku.” ucapnya.

mikey mengerjapkan mata lalu membuka mulut. “oh, pantas saja aku tak pernah melihatmu. ternyata dari keluarga cabang kedua¹.”

seketika tawa meledak. pelakunya adalah haruchiyo sanzu tentu saja. takeomi dan mochi hanya tersenyum. kokonoi terkekeh. kakucho menutup mulut sambil mengalihkan pandangan, menahan tawa. dan haitani bersaudara menyeringai tipis.

kazuha mengangkat bahu. “sebuah fakta, tidak akan kubantah.”

ia mencondongkan tubuhnya ke depan, bertumpu dengan siku kanan. “baiklah, kedatanganku ke sini karena ingin bertemu adikku yang paling manis.”

matanya mengamati orang-orang di depannya lalu ke sekitar. “melihat tidak adanya dia sekarang, mengartikan kalau dia sedang tidak ada atau sedang pergi.”

kazuha tersenyum pada mikey. “kau tidak menyembunyikannya kan, sano san?

mikey mengangkat bahu. “tidak tau dia akan selesai kapan dan kapan akan pulang. aku hanya memberinya misi, itu saja.”

kazuha mengangguk-angguk. ia kembali bersandar, “kalau begitu aku akan menunggunya sampai kembali—”

sedang apa kau disini?

semua kepala menoleh, melihat sora berdiri di dekat pintu.

raut wajahnya benar-benar dingin, begitu pula dengan nada suaranya.

kazuha tersenyum. ia bangkit lalu mendekat ke arah sora dengan kedua lengan terentang.

belum sampai ke sora, perempuan itu lebih dulu mengeluarkan revolver-nya.

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang