ー9

607 109 8
                                    

keseharian sora pun kembali seperti biasa.

tapi yang berbeda hanya sekarang ia sudah mulai terbiasa kalau ran tiba-tiba muncul. walaupun masih sedikit tersentak karena terkejut. namun ia pun juga masih suka kesal atau marah terhadap ran. jantungnya yang berdegup kencang pun juga sama. dan yang pasti, hanya akan dibalas dengan kekehan.

hari ini atau lebih tepatnya sekarang, sora sedang tidak memiliki tugas. ia pun hanya sendiri di markas.

"oi."

oh, tidak deh. ada sanzu.

perempuan itu menatapnya sejenak lalu melengos ke arah depan.

sanzu mengangkat sebelah alisnya, lalu ikut duduk di seberangnya. seperti biasa, sekarang mereka sedang berada di ruang tengah.

orang kedua bonten itu memperhatikan manusia yang ada di depannya yang sedang membersihkan revolver.

"mikey kemana sampai kau tak mengikutinya seperti anjing?" buka sora. ia memilih membuka percakapan dari pada dilihati terus oleh orang gila.

sanzu mengangkat bahu, "mikey tak mengajakku. entah ia sedang mau apa." jawabnya santai, meskipun tau kalau ia baru saja disindir. yah, ia juga tak bisa mengelak karena itu adalah fakta.

tawa kecil keluar dari celah bibir pink. "siap-siap saja kalau begitu. siapa tau setelah ini mikey akan membuangmu."

lirikan tajam segera dilayangkan padanya. sora mengangkat kepala seraya tersenyum lebar. "aku bercanda. siapa juga yang mau membuang anjing setia sepertimu? benar tidak?"

dengusan kasar terdengar, sora terkikik. senang karena bisa menggoda si anjing liar.

"lalu, kenapa kau disini? dimana kekasihmu?"

sora mendelik pada sanzu. "apanya yang kekasih, sialan?"

ah, keadaan berbalik dalam sekejap.

iris biru itu melebar bersamaan dengan seulas seringai perlahan terukir. ia maju, bertumpu pada pahanya dengan tangan yang bertaut di depan wajah.

"aku memang tidak peduli dengan hubungan kalian, tapi entah mengapa itu menarik." lanjutnya.

putaran bola mata menjadi balasan ucapan si tangan kanan. sanzu tertawa.

"kau merindukannya ya, youma?"

cklek

revolver yang sejak tadi sedang dibersihkan dengan kain lap, sekarang tertodong ke pemilik marga haruchiyo itu.

sanzu mengangkat kedua tangannya masih dengan seringai yang terpasang. manik biru langit sora memicing tajam dan menusuk. "jangan pernah menyebutkan nama itu, bedebah."

"memangnya kenapa? kau lahir dari keluarga youma—"

"tutup mulutmu." desis sora.

tawa seketika meledak di ruangan itu. sora tetap tak melepas pandangannya pada orang yang sedang tertawa terbahak-bahak di depannya.

dar!

suara tembakan menggema. tawa seketika berhenti.

sanzu melirik ke bawah, tepat di pertengahan kakinya yang terdapat bolongan bekas ditembak.

sora memiringkan kepalanya, "masih ingin lanjut atau kau kutembak habis dan membuat ruangan ini penuh dengan darahmu?"

seperti tak terjadi apa-apa, si surai gula kapas malah kembali menyeringai. sora mendecih, "dasar orang gila."

"aku anggap itu pujian. baiklah, mari kita kembali ke topik awal. bagaimanapun kau itu dari keluarga—"

dar!

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang