ー23

267 46 8
                                    

“kau ingin bertemu dengan mikey?”

matahari baru saja menampakkan sinarnya kala sora dibuat terkejut dengan permintaan sang kakak.

“untuk apa?” hideo tersenyum, tangan besarnya mengusak kepala sora lembut. “hanya ingin berbincang sebentar.” jawabnya.

kedua mata sora memicing curiga, tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh hideo. “kalian saja tak pernah bertemu ataupun kenal satu sama lain.”

senyum sang pria berubah menjadi seringai tipis. “kata siapa? kami saling mengenal kok.”

pelototan dilayangkan pada hideo, sementara kakaknya itu tersenyum menahan gemas melihat ekspresi sang adik. “iya benar. kau saja yang tak tau.”

“sejak kapan?!”

“sejak dulu.”

“kenapa tak pernah memberitauku?!”

“kukira instingmu itu bisa langsung mengetahuinya.”

“aku bukan binatang!”

tawa ringan meluncur. benar benar deh, adiknya ini sangat menggemaskan.

“jadi, tolong antarkan aku?”

bibir sora mengerucut ketika hideo memasang wajah memelas. ia mendengus kasar, “baiklah baiklah, akan aku antarkan. sekarang berhenti memasang wajah seperti itu, dasar menyebalkan.”

hideo terkekeh lalu mengecup punggung tangan sora pelan. “terima kasih, tuan putri.”

“astaga, menggelikan!”

ruangan itu pun berakhir dipenuhi dengan gelak tawa hideo yang menggema.

suara pintu tertutup berbunyi seiring helaan nafas keluar dari celah bibir pink.

sora baru saja akan meninggalkan ruangan itu ketika melihat sosok anjing setia mikey. seketika mood-nya langsung turun drastis melihat pria surai gulai kapas itu.

"wah wah, aku tidak menduga akan bertemu denganmu seperti ini. habis mengantar kekasihmu, youma?"

"tutup mulutmu atau aku akan menghadiahimu tembakan di kepala, keparat."

desisan dan aura yang sora keluarkan biasanya pasti sangat menakutkan dan mengerikan bagi yang tak pernah merasakannya. namun berbeda dengan si pemegang marga haruchiyo ini.

kedua sudut bibir yang terluka itu justru tertarik, membentuk seringai lebar. "hei, santai saja. aku kan tidak melakukan apa-apa."

sora menatapnya tajam sebelum memilih berlalu dari sana. terdengar cekikikan di belakangnya. "aku akan menghancurkan kekasihmu di dalam yang sedang bertemu dengan mikey. tidak apa-apa?"

jari lentik yang berada di tengah-tengah jemari lainnya mengacung tegak, bersamaan dengan sora yang bersuara.

"lakukan saja. siapa tau sehabis itu posisimu sebagai anjing setia akan tergantikan oleh kakakku yang sudah lebih dulu mengenalnya."

senyum puas terukir kala telinganya mendengar decakan yang terjeda, kemudian suara pintu terbuka dan tertutup. ia yakin sanzu pasti kelabakan dan ingin segera bertanya pada mikey.

"huh, menyedihkan." dengusnya.

kakinya berjalan menuju tempat kamarnya berada karena hari ini ia tak ada pekerjaan. ia baru saja berbelok ke kiri ketika ia melihat rindou sedang diam di lorong.

"sedang apa?" pertanyaan itu meluncur dari mulutnya.

si bungsu haitani menoleh, terdiam sambil menatapnya. mulutnya terbuka, namun kembali tertutup. sora mengernyit. "ada apa? kau ingin mengatakan sesuatu?"

rindou akhirnya membuka mulut. "apa kau bisa membantuku?" tanyanya.

kerutan terbuat di dahi. "tentu, jika tidak melebihi kemampuanku."

pria berambut sebahu lebih itu menunjuk tumpukan kardus yang ada di hadapannya. "aku harus keluar sebentar untuk mengurus beberapa masalah. bisa kau antar ini ke gudang belakang? isinya narkoba dan persenjataan baru."

sepasang manik biru sora seketika berbinar. ia langsung mendekati kardus-kardus itu. "yang mana yang berisi senjata?"

rindou mengerjap. "eh, yang bawah."

menurunkan kotak kardus yang ada di atas, sora segera membuka kardus yang lebih besar di bagian bawah sesuai ucapan rindou.

bibirnya melengkung ke atas saat melihat berbagai macam senjata di dalamnya. tangannya mengambil sebuah shotgun yang mengkilap dihujani cahaya matahari.

"dapat darimana?"

"yokohama. mereka baru saja mengirimkannya." jawab rindou dengan akhiran fyi.

sora mengangguk senang lalu mendongak, "kau tidak jadi pergi?"

rindou terkesiap lalu mengangguk. "aku titip padamu. terima kasih." setelah itu ia langsung menghilang di balik dinding.

shotgun itu ditaruhnya lagi ke dalam kardus lalu menutupnya. ia menyingkirkan kotak berisi senjata kemudian beralih pada kotak yang lebih kecil yang berisi narkoba.

baru saja ia bangkit sambil mengangkat kotak itu, suara familiar terdengar dari belakang.

"apa itu?"

surai cokelat sora bergoyang saat menoleh, mendapati ran berjalan mendekat dengan senyuman khasnya.

"oh ini? ini narkoba. kalau yang lebih besar itu isinya senjata." jawab orang keempat bonten itu seraya mengedikkan dagu ke arah bawah.

ran berhenti di sampingnya. bibir tipisnya menyapu puncak kepala sora sebelum ikut mengangkat kardus berisi senjata itu.

melihat ran yang sepertinya ingin membantu, sora membiarkannya. namun ia segera mengerutkan dahi. "memangnya tak berat?" gelengan menjadi jawaban.

"aku bisa sekaligus mengangkatmu juga jika kau mau." senyum ran.

sora menggelengkan kepala mendengar ide itu, "tidak perlu. nanti kau bisa cedera—ah!"

kedua tangannya mencengkram erat pinggiran kardus yang sekarang bertambah.

kalian tau apa yang si haitani tertua lakukan?

tentu saja menggendong sora. dengan kardus senjata yang diberikan pada perempuan itu lalu ia mengangkat sora ala bridal style.

sora melempar delikan tajam pada sang kekasih yang hanya dibalas kekehan. ran mengecup bibir sora. "lihat kan? aku bisa melakukanya. kau ini ringan asal kau tau. ditambah kotak-kotak itu yang hanya menambah setengahnya."

"aku bisa saja jatuh, ran!" seru sora tak terima.

pria bersurai dwiwarna itu menggeleng. "membiarkanmu jatuh sementara aku yang melakukannya? tidak ada dalam kamusku, sayang. lagipula dengan seperti ini, aku jadi merasa lebih dekat denganmu." ungkapnya.

sora segera memalingkan wajah. pipinya terasa panas setelah mendengar ungkapan yang keluar dari mulut ran. jantungnya pun berdegup kencang dan keras. juga perutnya terasa tergelitik dengan sensasi yang menyenangkan.

memang tak seberapa, tapi ia merasa perlakuan ran manis sekali untuk hal sekecil ini.

oh, atau lebih tepatnya mulutnya yang terlalu manis dengan segala ucapannya?

si eksekutif bonten tertawa geli. ia memajukan wajah, mengecup telinga kiri sora yang membuat perempuan itu berjengit dan malah makin membuat wajahnya memerah.

"aku sudah cukup menahan diri memperlakukanmu seperti ini. apalagi kalau aku lakukan yang lebih?"



tbc

AKHIRNYA UEY

pub : 26 jan 22
edited : 12 jun 23

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang