ー11

505 85 2
                                    

"rami, kau tau apa saja jenis-jenis suka?"

kepala perempuan bersurai hitam, menoleh ke arahnya. wajah cantiknya menunjukkan kalau ia bingung, "maksudnya?"

sora mengangkat bahu. "ya jenis-jenis suka. yang aku tau hanya rasa cinta pada ibuku, jadi aku tak mengerti rasa suka yang lain."

tangan kanan kesatunya itu terdiam sejenak. setelah berpikir lumayan keras, ia ber oh ria.

"memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?"

sora mengusap lehernya. "sepertinya aku menyukai seseorang." cicitnya.

rami seketika melotot. yang tadinya sedang duduk menghadap depan, berubah ke samping. ia memegang tangan bosnya. "jangan bilang kau suka pada haitani ran san itu?"

si orang keempat bonten itu mengangguk dan menggeleng, membuat rami heran. "jadi iya atau tidak? haitani ran san atau bukan?" cecarnya.

"tidak tau. kan sudah kubilang aku tidak mengerti." balas sora.

mengingat masa lalu yang dialami bosnya, rami sedikit tercerahkan. ia menarik kursinya agar lebih dekat dengan sora.

"baiklah, suka itu ada berbagai macam. seperti rasa sukamu pada revolver, suka pada warna biru, suka gyudon, suka pada hewan-hewan, dan banyak lagi. atau kita ambil contoh yaitu kau mencintai ibumu. kau mengerti sampai situ?" sora mengangguk.

"bedanya dengan mencintai ibumu adalah karena kau menyayanginya sebagai anak kepada orang tua. dan juga karena kau memiliki ikatan darah."

"kau mengatakan hal yang sama seperti dia." celetuk sora. rami menghela nafas, "karena memang itu faktanya, baka. jelas haitani san mengatakan hal itu juga."

rami itu sepantaran dengan sora. mereka sudah lama berteman dari usia enam tahun sebab keluarga rami memang turun temurun melayani keluarga sora. jadi walaupun mereka atasan dan bawahan, tetap saja mereka berteman.

"iya iya. tapi tunggu," sora mengerutkan dahi. "dari mana kau tau kalau aku dekat dengan si brengsek itu?" tanyanya heran.

rami mendengus sambil memutar bola matanya. "ayolah, siapa yang tidak tau kalau haitani ran san selalu mengikutimu kemanapun kau pergi sejak kau masuk ke bonten?"

"apa?!"

perempuan bersurai hitam panjang itu menatapnya aneh. "kau bercanda kan?"

sora melotot. "tentu saja tidak! aku kira orang-orang tak akan menyadarinya!"

"bakayaro. bagaimana mungkin orang-orang tak sadar kalau salah satu eksekutif bonten, apalagi haitani ran san yang terkenal itu selalu mengikuti orang keempat bonten kemana-mana?" rami mengusap wajahnya sebal. "kenapa kau bisa menjadi bosku sih?"

"kau mau aku tendang dari posisimu, hah?" seru sora ikut kesal.

rami mengangkat bahu, "coba saja. kalau aku keluar juga kau yang kerepotan." tangan kanannya itu mengibaskan rambutnya ke belakang. "orang sepertiku itu langka. jadi pilihan ada di tanganmu."

sora mendecih. tak bisa membalas balik karena memang itu benar.

"kita melenceng dari topik awal. oke mari kita persempit. kau sayang pada ibumu karena beliau adalah ibumu, juga karena beliau termasuk orang terdekatmu. kalau begitu, kau sayang padaku dan yuta juga atau tidak?"

"omong kosong apa itu? tentu saja aku menyayangi kalian. kau memang benaran ingin kutendang dari posisimu ya?" tanya sora jengkel.

"oh, hatiku tersentuh mendengarnya."

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang