ー27

284 33 14
                                    

seminggu kemudian.

dalam waktu tujuh hari itu, takeomi memberikan informasi tambahan tentang yaida dan tempat dimana pertempuran akan terjadi.

mengejutkannya, tebakan sora semuanya benar. tiga tempat yang sebelumnya ia katakan, benar lokasi pertempuran akan berlangsung.

takeomi lagi-lagi dibuat kagum dengan perkiraan sora yang sangat tepat. ia merasa bonten sangat beruntung bisa mendapatkan orang seperti sora.

terima kasih kepada mikey yang telah mengajak perempuan itu.

selain itu, takeomi menambahkan kalau pihak yaida dapat diajak kompromi. yang jika jadinya memang bisa bernegosiasi, pertempuran tidak akan terjadi. tapi itu semua tergantung dengan hasil kerja sama nantinya.

yang akan menjadi perwakilan bonten adalah kokonoi. pria tersebut ikut dengan rombongan kakucho dan negoisasi akan dilakukan di kuil saihoji.

dan sekarang, setelah melewati perjalanan selama empat jam dengan mobil, rombongan bonten sudah sampai di sendai dan sedang menepi sejenak untuk memantapkan rencana mereka.

"hasil negosiasi akan diberitau langsung jika sudah selesai. tetaplah siaga sampai kabar dariku tiba." kokonoi bersuara.

"aku punya pertanyaan." semua pasang mata segera beralih ke satu-satunya perempuan disitu.

"kalau ada hal mencurigakan, lalu mereka menyerang kita duluan bagaimana? tahan dulu saja?" tanya sora.

kokonoi menyugar surai putihnya kemudian mengangguk. "sebisa mungkin hingga ada kabar. tapi kalaupun mereka menyerang duluan, balas saja. mikey bilang begitu." jawabnya.

"baiklah, aku sudah mendapatkan izin~" kata sora dengan nada ceria. ran yang berdiri di sampingnya mengelus kepalanya lembut dengan senyum yang terpatri.

dengusan jijik keluar dari mulut si pencari uang. "kalian berdua memang benar-benar menjijikkan." hardiknya.

"ah, berisik. aku yakin jika cinta pertamamu itu masih hidup, kau juga akan bersikap—"

"diam kau!"

kericuhan yang terjadi sebentar itu mengundang tawa anggota inti yang ada.

sora menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek. sementara kokonoi yang siap meledak ditahan kakucho. di samping ran, rindou tersedak soda yang sedang diminumnya dan terbatuk-batuk.

"eh, kau tersedak? hati-hati."

rindou menatapnya jengkel. "aku sudah tersedak duluan."

sora membalasnya dengan tawa kecil. "baiklah baiklah, maafkan aku."

"kau yang harusnya minta maaf padaku!" kokonoi berseru.

"ssst, diam."

perdebatan kecil tersebut berakhir tiga menit berselang. para anggota bersiap-siap untuk berangkat ke tujuan masing-masing.

ran menghampiri sora yang sedang berbicara dengan rami. "kabari aku kalau sudah sampai di sana." ujarnya.

sora berbalik lalu tersenyum, sedangkan rami masuk mobil lebih dulu membiarkan dua sejoli itu saling berpamitan.

"jika memang terjadi pertempuran, kau harus hati-hati. jangan sampai terluka. aku tak ingin melihat ada satupun goresan di tubuhmu." kedua tangan besar ran memperbaiki syal berwarna merah yang dipakai sora.

sudut bibir berwarna pink itu tertarik, seringai tipis terukir. "memangnya kenapa kalau aku sampai terluka? itu kan hal wajar jika bertempur." goda sora. ia ingin melihat ekspresi yang baru-baru ini ia akui lucu.

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang