ー12

468 89 2
                                    

tangan berurat yang berukuran besar itu melempar sebuah balok kayu yang terdapat bekas cairan merah.

sang pelaku yang tentu saja tidak lain dan tidak bukan adalah male lead kita, yaitu haitani ran, bangkit dengan pakaian yang berlumuran darah.

helaan nafas lelah keluar dari bibirnya seiring ia menyugar surai dwiwarnanya. permata violetnya terlihat kosong dengan aura yang tak mengenakkan bagi orang yang tak terbiasa.

takeomi yang berdiri tak jauh darinya, menggelengkan kepala. "efek yang diberikan perempuan itu padamu ternyata hebat juga."

ran meliriknya sekilas sebelum membuka jasnya. vest ungu bergaris yang dikenakannya pun juga ikut dibuka. "apa pedulimu?"

takeomi berjalan mendekat seraya menggeleng. "tak ada. hanya saja mikey memintaku untuk mengawasimu kalau-kalau kau melukai sora."

jas dan vest yang terkena cipratan darah itu disampirkan di lengan kanannya. raut datar menjadi balasan sang penasihat. "untuk apa mikey menyuruhmu?"

pemilik marga akashi itu mengangkat bahu. "seperti yang kau tau, sora dekat dengan mikey. apalagi sora juga dekat dengan mendiang adik dan kakaknya." katanya. "jadi sora masih bisa dibilang satu-satunya 'keluarga' yang dimiliki mikey sekarang."

takeomi tersenyum saat melihat raut masam si eksekutif bonten. "mikey hanya ingin memastikan kalau 'keluarga'nya ini aman. ia khawatir sora yang baru dalam hal percintaan seperti ini, akan hancur dalam sekejap."

tatapan heran segera dilayangkan ran pada takeomi. "apa maksudmu?"

takeomi menggelengkan kepala. "kukira sora sudah bercerita padamu. melihat seberapa dekat kalian sekarang," kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. "biarlah sora yang menceritakannya padamu. aku tak punya hak untuk memberitahu."

ran mengernyit bingung. ia tau ada sesuatu yang tersembunyi dibalik ucapan si penasihat. tapi mendengar takeomi berbicara seperti itu, ia memilih untuk bersabar sampai sora menceritakan tentang kehidupan perempuan itu sendiri.

"untuk saat ini kau aman. namun aku tetap akan mengawasi bagaimana hubungan kalian akan berjalan ke depannya, haitani." takeomi berbalik, meninggalkan ran.

"oh ya, satu lagi," takeomi melirik dari balik bahunya. "aku hanya memperingatkan, jangan sampai kau berani melukai sora. atau tidak, mikey yang akan maju untuk menghajarmu. ia cukup protektif terhadap sora setelah tau kau mendekati perempuan itu."

akashi tertua itu keluar dari ruangan dan menghilang di balik dinding.

sementara itu, ran terdiam. berbeda dengan gelagatnya, kedua matanya malah memancarkan sorot kesal dan jengkel.

"mikey, mikey, dan mikey. kenapa mikey selalu berada di sekitarnya?" gumamnya.

oh, api cemburu sedang terbakar ternyata.

ran menggeleng. ia mengambil ponselnya dan membuka roomchat antara ia dengan sora.

si haitani sulung ini sudah mendapatkan nomor sora setelah hari mereka berbaikan.

dan jangan tanyakan bagaimana reaksinya setelah itu. kalian pasti tau.

"masih belum dibalas juga." gumaman keluar.

ia kembali menghela nafas. "terlalu memusingkan. lebih baik aku mendinginkan kepala dulu."

kaki jenjangnya melangkah ke arah pintu, meninggalkan seseorang yang tergeletak di lantai dengan genangan darah.

"sora, sudah selesai?"

perempuan bertubuh tinggi itu bangkit dengan tangan berlumuran darah. sora mengangguk menjawab rami.

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang