ー21

315 50 7
                                    

"namamu berarti langit, tapi mengapa kau malah bersinar seperti bulan?"

perempuan pemilik permata biru itu mengerjapkan mata, terkejut dengan apa yang dikatakan si haitani sulung.

keduanya saling bertatapan, menyelami keindahan kristal masing-masing.

sora terdiam, sedang mencerna perkataan pria di hadapannya. hingga ia segera mengalihkan pandangan dengan wajah merah total setelah menyadari maksud pria itu.

demi kue ikan yang sering dimakan mikey! sora merasakan dadanya berdebar kencang hingga ia takut ran akan mendengarnya!

apa-apaan jantung sialan ini! kenapa kau berdegup keras sekali hanya karena sekedar perkataan seperti itu!

ia berbalik, menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan sembari mulutnya bergerak mengumpati sang jantung. dan juga karena tidak mau ran melihat wajahnya yang seperti kepiting rebus.

"t-tidak tau! kenapa malah bertanya padaku!"

"pertanyaan itu kan memang kutujukan padamu. masa aku bertanya seperti itu pada adikku? yang ada anak itu malah akan mengataiku."

"t-tidak peduli! itu kan urusanmu!"

"tapi yang kutanyaikan perihalmu, sora. tentu saja itu urusanmu juga."

"b-berisik!"

ran mengamati dalam diam. ia tak berbohong. sungguh.

tidak seperti matahari yang bersinar sangat terang, pendar cahaya bulan lebih cocok dengan sora.

ia tidak tau apakah ini efek pertama kali bertemu dengan sora adalah saat malam hari dengan wajah cantik yang terlihat polos (dalam pandangannya) atau karena perempuan itu lebih terlihat menakjubkan ketika dihujani sinar bulan.

daripada matahari, sora lebih cantik saat berada di bawah bulan. siluet perempuan itu ketika di malam hari rasanya sangat berbeda dibanding kala sang surya sedang terbit.

perempuan ini memang memiliki sifat kalem meski hanya sedikit. berbanding terbalik dengan mulut yang suka sekali memaki, sikap yang kekanakan, tidak bisanya ia menahan diri, dan masih banyak lagi yang bisa ran jabarkan.

sora mengipasi wajahnya yang masih terasa panas. rayuan atau gombalan yang ran lontarkan sebenarnya sudah menjadi makanannya sehari-hari. namun tetap saja, sensasi ini masih terasa asing menurutnya.

atau tidak?

pandangan ran sejak tadi tak lepas dari sora. sudut bibirnya tertarik melihat perempuan di hadapannya masih bersemu. sangat menggemaskan.

"hei, tidak mau menjawab?"

"diamlah!"

"aku bertanya baik-baik, lho."

"tak peduli!"

"kalau begitu, aku aku akan mencium—"

sora melotot dan langsung menoleh ke ran dengan raut kesal. "jangan berani-beraninya kau menyelesaikan ucapanmu ya!"

tawa ran seketika berderai.

astaga, perempuan ini sangat menggemaskan. hanya karena ekspresi kesal itu saja, ia bisa merasakan kehangatan mengelilinginya.

"oh ya ampun. kenapa kau sangat lucu sih? aku jadi ingin memelukmu erat-erat."

"jangan coba-coba!"

sekali lagi, tawa sang haitani tertua meledak. sementara ran tertawa, sora menatapnya dengan mata memicing jengkel. tapi tak dapat dipungkiri, ia takjub dengan ran yang tertawa seperti itu.

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang