ー6

660 133 21
                                    

empat hari sudah terlewati semenjak peristiwa ran mencium sora.

dan empat hari itu pula sora menghindari ran mati-matian. perempuan itu masih sangat kesal karena ciuman pertamanya dicuri oleh orang yang baru saja ia kenal.

tak ada satu hari pun tanpa tidak mengumpati si eksekutif bonten tersebut.

ran sadar ia diumpati terus menerus. tapi ia hanya terkekeh geli setiap kali melihat bibir tipis sang perempuan bergerak menyumpah serapahinya kala berpapasan dengannya ataupun beradu tatap.

para anggota yang lain pun juga ikut menyadarinya. dan di hari keempat inilah, takeomi bertanya pada ran.

"hei, kau melakukan sesuatu pada anak itu ya?" tanyanya menyuarakan pertanyaan para anggota.

ran menoleh dengan senyumnya, "hm? tidak. aku hanya menciumnya saja."

kakucho yang sedang minum seketika tersedak dan berakhir ditertawakan sanzu. sang adik menatapnya aneh. kokonoi menatapnya dengan sirat jijik. takeomi dan mochi menggelengkan kepala. dan mikey hanya meliriknya sekilas.

"yah, pantas saja anak itu terus mengumpatimu. tapi kenapa kau malah terlihat senang bukannya kesal?" mochi menyahut.

sang pria yang ditanya mengangkat bahu, tidak mengerti dengan dirinya sendiri juga. "tak tau. aku malah gemas dengannya."

"kau tak ikut-ikutan memakai sabu kan, kak?" sang adik ikut bertanya.

ran mengerutkan dahi lalu menggeleng. "cukup dia saja." jawabnya sambil mengedik ke arah sanzu.

"ya sudah, kalau begitu urusi dia sana. aku pergi dulu." takeomi berujar lalu pergi.

"iya iya."

beberapa anggota pun juga pergi, menyisakan ran dan rindou.

sebelum keduanya juga ikut pergi, sora menoleh ke belakang dan pas sekali ia bertatapan dengan ran.

sontak, perempuan itu langsung mendecak dan berlari kecil ke arah mikey yang sudah lebih dulu jalan.

melihat respon itu, ran terkekeh. "lucu sekali."

rindou yang ada di sampingnya hanya bisa menghela nafas.

malam harinya.

ran menoleh ke kanan-kiri, mencari keberadaan makhluk manis yang ia pikirkan belakangan ini.

ia sudah mencari sora ke mana pun. kamarnya, tidak ada. ruang tengah tidak ada. di mikey, juga tidak ada.

memang perempuan itu tak bisa diam di satu tempat. tapi masa iya diculik, tidak mungkin kan?

lelah mencari, ia memilih menghempaskan diri di sofa.

tangannya mengambil ponsel di saku dan membukanya. jarinya bergerak ke ikon telepon. maniknya bergulir, mencari nama yang dicari. namun, seketika berhenti.

"tunggu, aku kan tidak punya nomornya."

menghela nafas, ia kembali memasukkan ponselnya ke saku. jemari panjangnya menyugar surai dwiwarna.

baru saja matanya terpejam, suara langkah kaki bersahutan. membuat kelopak matanya yang sudah tertutup, kembali terbuka.

melihat siapa yang sedang berjalan menujunya, ia segera bangkit dan mendekat.

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang