23. Penasaran

79 21 10
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.

Semua cerita itu ada kejadian dan penjelasannya kan?

@desyaulia213
-SEMPURNA-


    Ali memasuki kelas dengan tergesa, menatap Keenan yang sedang membaca buku, sebelum menghampirinya.

"Nan? Gara punya gebetan baru?" Keenan mengangkatkan bahu acuh, tak tahu dan tak peduli juga tentang itu.

"Serius anjir, dia masih sama Tiara kan?" Keenan kembali menggedikkan bahu, Ali merutuki diri telah menanyakan itu pada Keenan.

"Nah itu orangnya!" Ali berseru, menatap Gara yang baru memasuki kelas dengan tas yang ia sampirkan di bahu.

"Lo di cariin cewek." Gara menaikkan satu alisnya.

"Tiara?"

"Gebetan baru lo," Gara tak segan untuk menimpuk kepala Ali.

"Terus Tiara mau gue kemanain? Ngaco." Ucapnya sambil melemparkan tas pada bangku dekat Keenan. Keenan tak terkejut, karena itu sudah menjadi kebiasaan setiap harinya.

"Tadi ada cewek yang nyariin lo." Ucap Ali.

"Ya kan gue tanya siapa?" Balas Gara geram.

"Gue gak liat mukanya, dia ngebelakangin gue gitu. Tadi si ngomong sama Iffah. Nah tu anak nya, tanyain coba." Ucap Ali sambil menunjuk Iffah yang baru datang dengan sekantung siomay.

"Fah, pagi-pagi udah jajan."

"Laperlah gue. Eh iya, Gar tadi ada yang nyariin lo. Cewek, pakeannya syar'i gitu." Ucap Iffah sambil terduduk di kursinya.

"Syar'i? Siapa? Lo tahu namanya?"

"Duh lupa lagi gue. Seinget gue dia anak psikolog." Ucap Iffah membuat Gara terdiam sejenak.

"Acyra?" Tanya Gara membuat Keenan mendongkak. Ia menatap Iffah seakan ikut penasaran, apakah benar gadis yang dia maksud adalah Acyra?

"Nah iya, namanya Acyra." Gara terlihat sedikit panik, hal itu tidak lepas dari pandangan Keenan.

"Dia titip pesan gak?"

"Gak si, dia cuman nyuruh nyampein kalo dia cari lo aja." Balas Iffah. Gara mengangguk, sebelum beranjak dan berlari keluar kelas.

Keenan terdiam, menatap punggung Gara yang semakin mengecil dalam pandangannya. Kenapa Acyra mencari Gara? Mereka ada apa? Sepenting apa masalahnya? Bukankah Acyra paling tidak mau, menghampiri orang lain hingga keluar fakultasnya? Bukankah saat memiliki program kerja dengan Keenan pun, Acyra selalu tidak mau untuk menghampirinya? Bahkan sampai mencarinya ke dalam kelas.

"Dia kayak panik banget. Kenapa si?" Ucap Ali membuat Keenan kembali tersadar, ia mengusap wajahnya sebelum memutuskan keluar dari kelas.

***

       "Keenan kalo ngajak kumpul suka gak tahu waktu deh. Aturan bilang dari semalem, ini gue mau ada kelompok, males banget ya ampun." Rima berdecak, Acyra yang melihat itu hanya terkekeh kecil.

"Kan kan, dia yang minta kita tepat waktu dia juga yang telat." Sindir Lutfi saat Keenan baru datang ke ruang rapat. Alis Keenan terangkat.

"Maaf, tadi ada bimbingan."

"Lo skripsi satu tahun lagi Nan." Saut Fikri.

"Ya mau satu atau dua tahun lagi, apa salahnya kita belajar dari awal?" Balas Keenan membuat mereka menghela nafas. Lagian, sudah tahu seambis apa Keenan mengejar cita-cita.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang