14. Suka?

129 18 7
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.

Kesalahannya, aku tidak pernah mau menyadari bahwa sudah berada di tahap menyukai.

@desyaulia213
-SEMPURNA-

       Acyra menatap langit malam yang penuh bintang. Sudut bibirnya tertarik, ia membiarkan wajahnya di belai lembut oleh hembusan angin. Ia menarik nafas, sebelum senyuman penuh luka itu ia tampakkan.

"Aku cuma pengen ngerasain punya Papah, apa salah?" Lirihnya pelan.

"Selama 20 tahun ini, Papah ada tapi aku ngerasa Papah gak ada." Tambahnya sambil mengigit bibir menahan tangis.

"Papah sebenci itu sama aku?" Tanyanya pelan, kali ini ia membiarkan malam menjadi saksi bisu bahwa ia tidak pernah baik-baik saja.

"Tapi alasan jelasnya apa? Kenapa Papah bisa sebenci itu?" Ia menutupi wajahnya dengan tangan, membiarkan bahunya bergetar hebat, ia menangis dalam diam.

"Cy?" Acyra sedikit tersentak, ia menetralkan deru nafasnya, sebelum menyeka air mata itu kasar dan menatap seseorang yang membawakannya segelas susu.

"Are you oke?" Acyra tersenyum tipis sambil mengangguk.

"Lo gak baik-baik aja gue tahu Cy," Perempuan itu memilih berjalan mendekat ke arah balkon yang terdapat di kamarnya.

"Kita sahabatkan?" Acyra bergeming.

"Lo tiba-tiba ngajak gue ngopi, abis itu mau nginep disini, pasti ada apa-apa." Acyra menunduk mendengarnya.

"Cy, fungsi lo punya sahabat itu untuk berbagi. Lo jadi pendengar gue, begitupun sebaliknya." Acyra terdiam sambil mengambil nafas.

"Lo gak percaya sama gue?" Acyra menggeleng.

"Bukan itu," Balasnya pelan.

Naura menghela nafas mendengarnya, "Terus mau sampe kapan lo pendem masalah lo sendiri? Cy manusia itu makhluk sosialkan? Butuh orang lain. Kalo lo gak mampu, ayo berbagi sama gue. Meskipun... mungkin gue gak bisa bikin jalan keluar buat itu, seenggaknya lo lega bisa berbagi masalah itu dengan gue." Acyra menggigit bibir mendengarnya.

Naura menghela nafas, menatap Acyra yang sedari tadi menunduk. "Lo tetep gak mau cerita?" Acyra bergeming di tempat.

Naura kembali menghela nafas sebelum membalikkan tubuh menatap pemandangan malam dari atas balkon.

"Aku ketemu Papah," Ucap Acyra pelan, Naura langsung membalikkan badan menatapnya.

"Terus?" Acyra tersenyum miris.

"Papah sibuk," Balasnya sambil mengigit bibir. Naura terdiam beberapa saat, ia mendekat dan mengelus bahu Acyra pelan.

"Papah bilang, jangan temui dia kayak tadi. Meeting-nya lebih penting dari aku Nau," Adu Acyra dengan nafas tersendat.

"Nau, aku anaknya kan?" Naura bergeming mendengarnya.

"Katanya ayah adalah cinta pertama yang gak bakal kasih kecewa bagi anak perempuannya. Tapi kenapa itu gak berlaku untuk aku?" Tanya Acyra.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang