49. Melepaskan

147 14 3
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.
minal adzin🙏🏻

Sekuat apapun berusaha untuk menggenggam sesuatu yang sekiranya tidak ingin di pertahankan, pada akhirnya akan melukai dirimu sendiri.

-SEMPURNA-
@desyaulia213


    "Kakak tahu? Ketika orang tulus bertemu dengan seseorang yang trauma pada masa lalunya?" Rizky menatap Naura yang saat itu akhirnya memilih untuk berhenti menghindar dari Rizky.

"Mau sekuat apapun berjuang, kita dianggap sama. Sama brengseknya, sama bajingannya." Naura menyusut hidungnya yang memerah.

"Mau sebaik apapun, gue tetep di nilai sama dengan masa lalu lo kan Kak? Gak adil kan?" Tanya membuat Rizky terdiam beberapa saat.

"Nau-" Naura mengangkat tangannya, meminta agar Rizky tidak mengatakan apapun untuk saat ini.

"Mungkin ada baiknya gue berhenti sekarang. Karena saat gue paksakan, patah hati ini gak ada abisnya."

"Lo tahu? Gue datang dengan menjadikan lo tujuan hidup. Terus lo bilang, lo masih punya luka masa lalu. Gue menawarkan diri untuk jadi obat itu, dan lo mengiyakan."

"Tapi keliru, ternyata lo gak bener-bener mau sembuh dari luka itu. Ternyata luka itu yang selalu lo rindukan. Dan gue? Hanya sosok penggantikan?"

"Nau gak gitu, "

"Gue selalu harus ngertiin lo yang gak bisa berdamai dengan masa lalu lo itu, gue selalu harus paham perasaan lo yang gak terima dengan segala ending cinta lo."

"Gak adil Kak! Lo pernah bisa ngertiin posisi gue?! Pernah sedikit paham kalo gue tulus sama lo?! Gue ya gue! Jangan pernah samakan dengan perempuan yang pernah ada di hati lo!" Ucap Naura sebelum kembali beranjak.

"Nau, gue cuma perlu waktu." Balas Rikzy pelan. Naura tersenyum ketus mendengar itu.

"Gue tunggu. Pikirkan, jangan temuin gue sebelum lo tahu tentang perasaan lo sendiri." Balas Naura.

"Oh iya, seharusnya gue bisa lebih percaya bahwa berurusan dengan seseorang yang masih terpaut dengan masa lalunya adalah bentuk patah hati paling sengaja." Tambahnya. Rikzy mengusap wajahnya kasar, menatap punggung yang mulai mengecil meninggalkannya.

***

       "Bakso atau somay?" Acyra menatap Naura yang tengah menatap penjual di hadapannya. Apakah dia pikir Acyra tidak tahu apa yang baru saja terjadi antara ia dan Kakaknya?

"Gue kayaknya bakso deh, udah lama gak makan. Lo mau apa Cy?" Tanya Naura, dia menatap sahabatnya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Gue ke kantin ngajak lo makan ya, bukan buat ngelamun gitu." Ucap Naura mendengus. Dia mulai memesankan dua mangkuk bakso, tidak peduli dengan pilihan Acyra karena gadis itu terlalu lama berpikir.

"I'm fine, lo gak perlu ngekhawatirin gue." Ucap Naura sambil memberikan senyuman lebar. Acyra mendengus melihat itu.

"Ada yang bilang, 'Cy, kebahagiaan lo jauh lebih penting dari apapun. Lo bisa menciptakan bahagia untuk orang lain, tapi belum tentu mereka bisa menciptakan bahagia buat lo.' " Acyra menghela nafas pelan setelah mengatakan itu.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang