45. Kamu bukan untukku

97 15 2
                                    

alhamdulillah masih bisa ketemu bulan Ramadhan...
btw cerita ini mau 1th, tp blm end🤣

ONE DAY ONE JUZ
AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.

Cukup dengan-Mu aku bahagia,
Dan tanpa-Mu aku bukan siapa-siapa.

-SEMPURNA-
@desyaulia213

      Sudah tiga hari Acyra mulai ikut mencari Keenan di sini, semenjak gunung di nyatakan sudah dalam keadaan menuju stabil.

Acyra mengeratkan jaket di tubuhnya, jaket Keenan yang waktu itu ia berikan. Lalu menatap langit malam yang bertabur bintang. Berharap Keenan juga sedang menatap langit yang sama di sana. Apapun itu, dia berharap Keenan baik-baik saja. Dan mereka masih bisa bertemu.

"Cy?" Acyra menyeka air matanya, menatap Ali yang ikut bergabung terduduk di sebelahnya, dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

"Maaf nyembunyiin kabar Keenan." Acyra diam, dia menatap pepohonan di hadapannya.

"Gue gak tahu lo bakal sekhawatir ini." Ucap Ali pelan, membuat Acyra menggigit bibir mendengarnya.

"Cy? Lo percaya dengan Keenan kan?" Acyra menoleh, Ali menatap jaket yang tak asing di matanya sambil tersenyum kecil.

"Dia gak bakal nyerah gitu aja. Dia bakal berjuang untuk bisa bertemu dengan keluarganya dan.... Jihan." Tepat saat nama terakhir itu di sebutkan, Acyra tersenyum miris. Lalu menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Kecewa aja, hal sebesar ini kalian sembunyikan." Balasnya pelan.

Ali tersenyum, kembali menatap jaket Keenan yang melekat di tubuh Acyra. Dia kembali menatap Acyra yang lagi sedang menatap pepohonan di sekitarnya, bahkan mata sembab itu begitu terlihat. Sangat kentara bahwa berita itu cukup menyakitkan untuk Acyra terima.

"Malam terakhir itu, Kak Keenan mengatakan ini, 'Bahkan, mungkin Keenan nggak tahu besok pagi masih dengan kalian atau nggak.' " Ucap Acyra lirih.

"Dan ternyata itu benar, paginya aku gak ketemu Kak Keenan lagi, sampai sekarang. Seharusnya aku cegah dia buat bilang begitu, seharusnya aku potong ucapannya agar dia tetap ada di sini." Ucap Acyra, membuat Ali menatap langit sambil menghela nafas pelan.

***

      Jihan mengeratkan jaket yang ia pakai, dia tersenyum sambil menatap langit malam. Lalu, pandangannya beralih pada laki-laki yang tengah menatapnya dengan pandangan kosong.

"Kamu gak cemburu?" Tanya Jihan, membuat laki-laki tadi menaikkan satu alisnya.

"Untuk?" Jihan tersenyum kecil.

"Kedekatan Acyra dan Keenan." Ali terdiam beberapa saat.

"Bukankah wajar Acyra bersikap seperti itu? Mereka dekat Han. Keenan ketua BEM dan Acyra termasuk anggotanya. Tentu dia akan merasa kehilangan kan?" Jihan mengangguk beberapa kali.

"Lo cemburu?" Tanya Ali balik, membuat Jihan terdiam, lalu lagi-lagi dia tersenyum.

"Perempuan mana yang gak akan cemburu? Saat tahu perhatian yang Keenan berikan, terlalu berlebihan untuk takaran seorang ketua dengan anggota." Ucap Jihan.

"Ya ampun Han, lo gak seharusnya berpikir kayak gitu. Gue tahu Keenan, dari sejak enam tahun lalu, mau semenarik apapun yang datang, lo yang selalu jadi pemenang di hati dia. Apalagi untuk menjatuhkan harapan pada Acyra, yang dia tahu itu tunangan gue." Balas Ali sambil tertawa kecil, merasa pikiran Jihan terlalu berlebihan tentang ini.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang