30. Sederhana

110 17 4
                                    

jangan lupa al-mulk sblm tidur🙌🏻
AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.

Kadang walau menyakitkan,
Kita butuh untuk membuka mata terhadap kenyataan.

-SEMPURNA-
@desyaulia213


       "Jadi mau sampai kapan?" Acyra terdiam, ia tidak berani untuk mendongkakkan mata menatap wajah itu.

"Kamu perlu waktu berapa lama lagi untuk menenangkan Cy?" Tambahnya.

"Kamu belum denger penjelasan dari Papa." Acyra memejamkan mata, membiarkan air mata itu ikut tumpah.

"A-aku belum siap,"

"Siap gak siap, kamu harus tahukan Cy?" Acyra terdiam, tak bisa menjawab bahkan menyangkal ucapan itu.

"Pulang ya, Kakak pengen semua baik-baik aja kayak dulu." Acyra tertawa pelan mendengar itu, mata merahnya menatap Refan.

"Bukankah dari dulu keluarga kita gak baik-baik aja Kak?" Balasnya membuat Refan terbungkam, ia mengusap wajahnya kasar mendengar itu. Setelah itu, tidak ada obrolan apapun.

"Kakak tahu?" Refan mendongkak, menatap Acyra dengan pandangan bertanya.

"Kakak tahu kenyataan tentang aku kan?" Refan diam, ia tidak menjawab.

Ia menghela nafas pelan, tangannya terulur memberikan segelas susu yang hampir dingin. "Diminum gih susunya."

Acyra menggeleng pelan, "Kakak mau nyembunyiin itu dari aku?" Refan menatap lekat Acyra, dia menyayangi Acyra, sangat menyayanginya. Bahkan jika dibandingkan dengan nyawanya, Acyra lebih berharga dari itu.

Acyra adalah satu-satunya titipan paling istimewa dari Aurin, Acyra adalah adik kecil yang paling berharga untuk Refan. Acyra adalah dunianya.

"Kakak tahu, tapi Kakak gak berhak kasih tahu itu Cy. Papa jauh lebih berhak atas ini." Acyra mengangguk beberapa kali. Tangannya memutar gelas yang berisikan susu di hadapannya.

"Pulang ya?" Acyra bergeming.

***

     Keenan menyodorkan dua buah buku, Acyra terdiam sebelum tersentak dan menatap Keenan.

"Mikirin apa?" Acyra mengambil alih buku itu di tangannya, menggeleng kecil sambil kembali meneruskan langkah.

"Cy?" Langkahnya terhenti, tapi ia tidak berani untuk membalikkan tubuh menatap Keenan.

"Masalah itu selalu ada. Tapi semua itu pasti akan ada titik pemberhentiannya. Tapi, kalo sampai saat ini kamu nggak mau cari jalan keluarnya, apapun itu, ini gak akan selesai Cy." Acyra mengangguk, membenarkan sekali kalimat yang baru Keenan lontarkan.

"Jadi, mau sampai kapan ingin menghindar?" Acyra melirik ke arah Keenan.

"Aku nggak pernah mau dilahirkan untuk seperti ini Kak." Lirihnya. Keenan tersenyum tipis.

"Nggak Cy," Acyra menatap Keenan dengan pandangan tak paham.

Keenan belum meneruskan ucapannya, ia kembali sibuk mencari beberapa buku di balik lemari. Acyra masih setia mengikuti langkahnya, mencari beberapa berkas laporan tahun kemarin.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang