AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.
Kenapa harus sekarang?
Kenapa gak dari awal aku tahu kalo aku berbeda?@desyaulia213
-SEMPURNA-"Tante bener-bener gak mau kasih tahu yang sebenarnya?" Wardah, Mama Gara terdiam sejenak. Ia mengusap wajahnya sambil menghela nafas pelan.
"Tante bener-bener gak punya hak untuk ini Cy." Acyra menggeleng pelan.
"Tante tega liat Acyra bingung dengan jati diri Acyra sendiri?" Tanya Acyra pelan.
"Sebenarnya itu kayak gimana? Acyra bukan anak Papa-Mama? Acyra anak adopsi? Atau gimana?" Wardah menggeleng.
Acyra memijat kepalanya yang terasa pening. "Acyra capek Tan, Acyra capek hidup kayak gini. Acyra capek pura-pura selalu baik. Padahal Acyra gak pernah baik." Ucap Acyra lirih.
"Apa ini alasan selama hampir 20 tahun Papa gak pernah kasih rasa sayang seorang ayah?" Tanyanya lagi.
"Cy-" Acyra menggeleng.
"Acyra gak tahu harus kayak gimana. Acyra benar-benar bingung. Satu-satunya yang tahu jawaban itu Tante, tapi Tante sendiri gak mau buka suara untuk itu."
"Cy, Tante gak berhak. Ini masalah keluarga kalian. Ini bukan bagian Tante untuk menceritakan semuanya." Acyra menggeleng, sebelum menarik tasnya dan beranjak dari sana.
***
Ia keluar dari restoran itu. Ia merasa benar-benar berada di jalan buntu. Jika anak Mama nya meninggal saat dilahirkan. Lalu dia anak siapa? Dimana orang tua kandungnya?
Dan kenapa ia bisa seyakin itu dengan ucapan Wardah yang mengatakan bahwa ia bukan anak Aurin? Apa hanya karena dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Papa, hingga ia bisa menyimpulkan ucapan Wardah itu benar?
Ia menelusuri trotoar jalan dengan pandangan kosong, matanya memerah menahan tangis. Bahkan ia tidak bisa meminta bantuan siapapun selain Gara. Tahu betul jika kedua Kakaknya tidak akan mengizinkan ia mencari tahu tentang ini.
Langit mulai menurunkan rintiknya, suara gemuruh petir terdengar bersautan. Ia mengambil nafas, memejamkan mata dan menggigit bibir menahan amarah, emosi dan perasaan yang selalu dia tutupi.
Perlahan, kakinya melemas, ia tidak peduli di jadikan tontonan kali ini. Ia terduduk, meremas kedua tangannya sambil terisak pelan. Tangannya ia alihkan untuk memukuli dadanya yang semakin terasa sesak. "Mama," Lirihnya.
***
"Hujannya serem banget ya Nan?" Keenan menoleh pada Jihan yang terduduk di jok belakang mobilnya. Ia hanya mengangguk. Entah kenapa perasaannya gelisah seperti ini. Apalagi dua minggu lalu ia melihat Acyra benar-benar hancur.
"Hujannya kecil, tapi petir dimana-mana..." Lanjut Jihan.
"Aturan kita beli buku buat referensi skripsinya besok aja ya? Maaf ya Nan, jadi aku repotin." Bibir Keenan tertarik, ia tersenyum samar.
"Its oke Han, Keenan senang kok di repotin kamu." Balas Keenan membuat sebuah senyuman terbit di wajah Jihan. Meski sampai detik ini Jihan tidak tahu maksud perhatian yang Keenan berikan itu, hanya sebatas pada teman atau lebih. Yang terpenting, Jihan selalu bahagia berada di dekat Keenan.
Tiba-tiba mobil Keenan berdecit, ia mengerem mendadak. "Kenapa Nan? Nabrak sesuatu?" Tanya Jihan panik.
Keenan terdiam, matanya menatap lurus objek yang sedang terduduk di pinggir trotoar, bahkan membiarkan tubuhnya di guyur hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna [END]
RomanceKatanya, tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Tapi keliru, karena dengannya aku menemukan sempurna yang sesungguhnya. Bagaimana dengan perasaan hangat yang menjalar, walau hanya bertemu dengan kamu satu kali? Itu cinta atau hanya sebatas tert...