15. Bukan hanya aku

124 19 0
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.

Jadi, seharusnya dari awal aku sadar, bahwa pedulimu bukan hanya untuk aku. Tapi semua orang.

@desyaulia213

-SEMPURNA-


       "Tante, maaf ya Acyra ngerepotin." Ririn menepuk pelan bahu Acyra. Ia meletakkan susu rasa pisang kesukaannya, jelas tahu karena Acyra selalu membawa makanan dengan jenis rasa itu.

"Di minum." Ucapnya membuat Acyra tersenyum tipis.

"Kamu udah kayak anak Tante sendiri Cy, malahan Tante senang kamu nginep. Bisa temenin Naura juga, seenggaknya dia bisa belajar sedikit kalo malem." Acyra tertawa pelan mendengarnya.

"Sering-sering nginep di sini, Tante seneng banget. Kayak ngerasa punya dua anak perempuan," Ucap Ririn sambil membawa piring bekas sarapan ke dapur.

Acyra yang baru saja meneguk susunya, langsung beranjak membantu. "Heh, duduk aja. Biar Tante ini mah," Ucap Ririn, menurunkan tangan Acyra yang ingin mencuci piring.

"Tante, jangan kayak gitu dong. Acyra jadi ngerasa gak enak banget, udah nginep, makan gratis. Kalo cuma cuci piring mah gak ada apa-apanya." Ucap Acyra sambil kembali mengambil alih piring itu dan mulai menyabuninya.

"Duh, makasih ya cantik." Puji Ririn membuat Acyra tersenyum tipis.

"Dih, anak sendiri aja gak pernah tuh di puji cantik." Balas Naura yang baru menuruni anak tangga.

"Ya kamu bantu-bantu pekerjaan rumah lah Nau, bilangnya aja sayang Mamah, tapi gak pernah mau pegang alat dapur sedikit pun. Jangankan itu, cuci baju kamu sendiri aja gak mau." Cibir Ririn membuat Naura mendengus sambil melebarkan senyuman.

"Coba ya Cy, bayangin kalo dia nikah, tinggal di rumah mertua, wah... bisa perang dunia itu, mertuanya bakal naik darah liat mantunya kayak dia." Acyra tertawa pelan mendengarnya, tangannya mulai membasuh beberapa piring yang sudah ia cuci.

"Lah, yang jadi adik iparnya aja Acyra." Balas Naura sambil tertawa geli.

Acyra menaikkan satu alisnya, "Kamu mau sama Kak Rizky?"

"Kak Refan udah punya calon?" Saut Naura membuat Acyra mengangguk pelan.

"Yah... tapi Kak Rizky juga gak papa deh. Jodohin ya Cy," Acyra meringis mendengarnya.

***

       Acyra mempererat pegangannya pada tali sling bag, mengambil nafas sebelum menerbitkan sebuah senyuman. Matanya terpaku dengan seorang perempuan yang sedang kesusahan di ujung jalan sana.

Dengan senyuman mengembang, ia mendekat. "Tante maaf, mau di bantu?" Perempuan yang baru saja di sapa Acyra menoleh, ia tersenyum.

"Boleh?" Tanyanya ragu membuat Acyra mengangguk tanpa ragu.

"Makasih ya Nak," Acyra mengangguk sambil mengulum senyum, setiap melihat wanita setengah baya, ia selalu mengingat almarhumah ibunya.

"Tante gak di antar anaknya?" Tanya Acyra hati-hati, takut pertanyaannya sedikit sensitif.

"Nggak, tadi niatnya gak bakal belanja sebanyak ini. Tapi pas sampe pasar malah kalap, maklum ibu-ibu kalo liat diskonan ya langsung ijo." Balas wanita tadi membuat Acyra tertawa pelan.

Ia mulai melangkah, mengikuti langkah wanita tadi. "Kamu anak baru ya? Tante baru liat di kompleks ini soalnya."

"Bukan Tante, tadi abis nginep di rumah temen." Jawab Acyra membuat wanita tadi mengangguk beberapa kali.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang