39. Kenyataan

119 15 3
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN.

Dan kenyataannya, apapun itu,
Kita telah memilih bahagia dengan cara yang berbeda.

-SEMPURNA-
@desyaulia213

        Acyra mengetukkan sepatunya pada tanah di dekat parkiran. Sedikit menyipitkan mata, saat sore itu langit mulai menurunkan rintiknya.

Dia menghela nafas, sedikit merasa lelah dengan aktivitasnya hari ini. "Capek ya Bu Mentri?" Ia sedikit tersentak, mendengus saat mobil Ali sudah berada tepat di hadapannya.

"Ayok ujan, nanti jadi mermaid." Acyra menyunggingkan senyuman mendengar itu, membuka pintu depan dan membukakan jendelanya seperti biasa. Agar tidak terjadi fitnah karena di sana hanya ada mereka berdua.

"Calon istri?-"

"Kak," Protes Acyra. Entah kenapa, panggilan itu masih terdengar aneh di telinganya.

Ali tertawa kecil, menggemaskan sekali menggoda Acyra. "Gue mau ambil proposal penelitian minggu lalu di temen gue, anter ya? Sekalian gue kenalin." Acyra diam, sebenarnya dia cukup lelah, ingin segera di istirahatkan.

"Boleh, dimana?"

"Adiknya lagi sakit, kita ketemuan di rumah sakit aja. Sekalian jenguk." Acyra mengangguk menyetujui. Sebelum meminta Ali untuk membelikan sesuatu sebagai bingkisan kecil.

***

       Ali menatap layar handphone-nya, melihat kembali nomor kamar yang di kirimkan sahabatnya itu. Sebelum menatap Acyra yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kenapa Cy?" Acyra menggeleng, dia merasakan kram di perutnya. Seperti sedang datang bulan.

Dia menatap Ali, sebelum berkata. "Kak Ali duluan aja, nanti aku nyusul."

Ali mengernyit, "Lo mau kemana?"

"Aku mau ke kamar mandi dulu sebentar. " Balasnya membuat Ali terdiam beberapa saat.

"Gue tungguin aja." Acyra menggeleng mendengar itu. Jika dia benar sedang datang bulan, maka akan membutuhkan waktu lama untuk itu.

"Nggak usah, Kak Ali duluan aja."

"Serius?" Acyra mengangguk meyakinkan.

"Ya udah gue duluan. Nanti nomor kamarnya gue kirim." Acyra mengangguk, sebelum melambaikan tangan menatap kepergian Ali.

***

     Ya, menjadi perempuan terkadang seribet ini. Harus selalu siap dimana dan kapan saja tamu bulanan itu menghampiri. Acyra mencuci tangannya di wastafel dalam toilet, untung saja ada warung yang menjual roti jepang itu.

"Cy?" Dia menoleh, sedikit terkejut menatap Naura yang baru keluar dari salah satu bilik kamar mandi.

"Lo lagi ngapain?" Acyra diam sejenak, sebenarnya Naura tidak mengetahui bahwa Acyra sudah menerima perjodohan itu.

"Mau jenguk seseorang." Balasnya membuat Naura mengangguk walau terlihat ragu.

"Kamu ngapain? Siapa yang sakit?" Naura mengajak Acyra keluar sebelum menjawab pertanyaan itu.

Sempurna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang