PART 10

6.2K 913 594
                                    

Halloooo semua ....
Gimana kabar nih?

Ceritanya makin seru hehe. Makasih ya udah nunggu kelanjutan cerita ini.

Cerita ini udah masuk perpus belum? Dimasukin ya biar dapat info update.

Yok langsung dibaca ...

***

(Revisi setelah end)

Ayda berjalan cepat menjauh dari WC. Di perjalanan dia berpikir apakah dia akan menuju rumah ustazah atau melapor ke mudabbiroh. Alhasil dia memutuskan menuju kamar mudabbiroh. Ayda terus berjalan. Napasnya terengah-engah. Di depan kamar mudabbiroh masih ada beberapa santri senior yang belum tidur. Mereka sedang bercakap-cakap setelah berkeliling mengecek kamar santri. Ayda berucap syukur dalam hati dan cepat-cepat ia ke sana.

"Asslamu'alaikum, Kak. Permisi," ucap Ayda sopan.

"Wa alaikum salam. Kok masih berkeliaran? Belum tidur? Ini udah jam berapa?" Balas santri yang di tangannya memegang senter.

"Maaf Kak. Kami sedang dihukum Ustazah Farida untuk membersihkan WC."

"Owh gitu. Ya udah ajak teman kamu kembali ke kamar dan istirahat. Ini udah larut malam. Besok kalian harus bangun cepat untuk salat tahajjud."

"Tapi kak ...." Ayda terhenti.

"Tapi kenapa?" Tiga orang santri yang ada di sana menatap Ayda.

"Ada teman kami yang kerasukan."

"Ha? Apa? Di mana?" sontak mereka yang ada di sana kaget.

"Di WC kak."

"Ayok kita ke sana."

Para mudabbiroh yang di dalam kamar yang juga mendengar percakapan mereka ikut keluar dan menyusul menuju WC. Mereka cepat-cepat.

Saat tiba di sana Irma dan Raya telah berkeringat dingin. Katanya Inces tadi sempat mengamuk. Pakaian Inces telah basah.

"Aaaa ... aaaa ...." Inces terus berteriak-teriak. Para mudabbiroh yang baru datang langsung mendekat dengan hati-hati, kemudian merangkulnya. Dengan kompak dua orang santri langsung memegangi kaki Inces. Dua orang lagi termasuk Ayda ikut mengangkat bagian badan Inces. Inces segera dibawa ke rumah Ustazah Farida.

"Assalamu'alaikum ustazah, assalamu'alaikum," ucap mereka saat tiba di depan rumah ustazah.

Pintu terbuka. "Wa alaikum salam. Kenapa pada gaduh?" Pandangan Ustazah Farida kemudian tertuju pada Inces. "Ayok bawa masuk cepat," ucapnya kemudian saat sadar apa yang terjadi.

Inces pun dibawa masuk. Dia berusaha lepas dari santri yang memeganginya. "Aaaaa ... lepasiiin ... aku gak kenapa-kenapa. Kalian ngapain?" ucapnya sambil meraung-raung. Setelah itu dia menangis sesegukan. Jelas itu bukan Inces melainkan jin yang sedang merasukinya.

Ustazah kemudian bercakap dengan Irma. Setelah itu Irma pergi beberapa saat. Saat kembali dia bersama dengan Ustaz Adnan. "Ada apa ini? Kenapa bisa kejadian begini?" ucapnya saat berjongkok di dekat Inces yang sedang ditahan dengan erat.

"Tadi kami di WC, Ustaz. Ngelaksanain hukuman dari Ustazah Farida. Pas sedang membersihkan Inces malah kerasukan gini," jawab Raya tanpa menyebutkan kalau sebenarnya mereka juga tadi membersihkan sambil bercerita horor.

"Hmm gitu ya." Ustaz Adnan mengangguk kemudian mengambil posisi lebih dekat dengan kepala Inces. Mulutnya mulai komat-komat membaca ayat dari al-qur'an dengan suara pelan namun tetap terdengar.

Ternyata itu berefek kepada Inces. Erangannya semakin kuat. Raya dan Irma bergabung untuk memegangi Inces. "Aaaa ... aaaa ... aku Inces. Kalian ngapain?" Inces terus berteriak-teriak. Dia kelihatan ketakutan dan panik. Adapun Ustaz Adnan tidak berhenti membaca ayat.

NIQAB UNTUK AYDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang