PART 20

5.9K 858 559
                                    

Hallo ...
Apa kabar? Cie malmingan ama Wattpad hehe.

Yuk dibaca. 🥳

***

(Revisi setelah end)

Dada Ayda sebenarnya masih sesak, tapi baginya sudah jauh lebih baik dari seb9elumnya setelah mendapat nasihat dari Ustaz Adnan.

"Tadi gimana Ayda? Itu bukan kamu kan?" Inces betanya hati-hati takut menyinggung sahabat mereka yang sedang dalam masalah itu.

"Seumur hidup aku, aku tidak pernah menyangkal jika melakukan kesalahan. Prinsip aku, berani berbuat maka harus berani untuk bertanggung jawab. Tapi sangat disayangkan, pihak idaroh dan mudabbiroh tidak mempercayaiku meskipun berulang kali aku bilang surat itu bukan milik aku," jawab Ayda ketus. "Aku yakin, orang-orang itu tidak percaya kepadaku karena melihat masa laluku." Lanjutnya masih dengan nada yang sama.

Raya di samping Ayda mengusap punggung Ayda lembut. "Sabar Ayda. Kita cari tahu sama-sama siapa pelaku sebenarnya. Berani-beraninya dia sama kita. Bakal aku buat dia jadi bubur," sahut Raya sembari mengacungkan kepalan tangan.

"Aku juga akan selalu siap membantu. Kita basmi ketidak adilan ini." Inces kembali bersuara. Tapi jawabannya justru menggelitik Raya dan Ayda. Mereka pun tertawa kecuali Irma.

Karena sadar diperhatikan, Irma ikut cengengesan. Di dalam hatinya sedang gusar. Dia benar-benar dilema, dia ingin mengakui kalu surat-surat itu adalah miliknya, tapi di sisi lain dia juga takut akan dikeluarkan dari pesantren karena ketahuan berhubungan dengan lawan jenis. Lebih parahnya dia akan begitu malu di hadapan umi abinya, apalagi selama ini dia dikenal sebagai seorang santri paling teladan.

***

Di salah satu sisi di dalam aula, para mudabbiroh sedang berkumpul. Mereka duduk membentuk huruf U. Di bagian depan duduk beberapa santri paling senior di antara para mudabbiroh seperti Zahroh dan Zakiyah. Ustazah Farida juga duduk tidak jauh di sana. Dia sedang memantau jalannya rapat siang ini.

"Bagaimana persiapan kalian untuk menyambut kegiatan kelulusan kali ini? Ada yang mau memberi usul, tema apa yang akan kita angkat?" seru Zahroh sebagai yang diamanahkan untuk memimpin rapat.

Beberapa mudabbiroh mengacungkan tangan dan menyampaikan usulan mereka. Setelah semua menjawab dan ada yang disepakati, Zahroh beralih ke pertanyaan berikutnya. "Kita kembali lagi ke awal, apa sudah ada yang siap untuk di angkat jadi ketua panitia acara? Yang mau, bisa angkat tangan, hitung-hitung ini sebagai latihan memikul tanggung jawab."

Seisi aula hening. Mereka saling tatap.

Zahroh kembali menarik mikrofon saat pertanyaannya tidak mendapat respon dari peserta rapat. "Atau kita voting beberapa nama yang menurut kita pantas. Setuju?"

Dengan kompak semua menyahut setuju. Beberapa nama mereka ajukan meskipun si pemilik nama berusaha semaksimal mungkin agar dia tidak diusulkan ke daftar voting. Empat nama sudah masuk dan di situ ada nama Zakiyah. Setelah itu voting berlangsung selama beberapa menit. Para peserta disuruh menulis kandidat jagoan mereka. Setelah semua terkumpul dan diperiksa, maka nama Zakiyahlah yang lebih banyak muncul dibanding kandidat yang lain. Dengan itu maka Zakiyah dinyatakan sebagai ketua panitia acara haflatul khuruj kali ini. awalnya Zakiyah juga menolak, tapi setelah didorong oleh mudabbiroh yang lain termasuk Zahroh yang sangat mereka segani, mau tidak mau dia pun menerimanya.

Selanjutnya pemilihan panitia yang lain. Mulai dari wakil ketua, bendahara, sekertaris dan kepanitiaan lainnya. Beberapa nama sudah terpilih, mereka juga melibatkan santri dalam kepanitiaan ini, bukan hanya mudabbiroh saja. Tapi hanya beberapa santri saja yang akan diikutsertakan. Nama Inces, Raya dan Irma sudah masuk dalam daftar keanggotaan. Mereka memang sudah langganan setiap kali haflatul khuruj. Hampir semua divisi sudah terisi, tinggal bagian bendahara belum ditemukan nama yang pas.

NIQAB UNTUK AYDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang