PART 23

5.5K 869 156
                                    

Hallo semua ...🥳🥳🥳
Apa kabar kalian?
Hehe maaf ya kalau sempat tertunda update ceritanya.
Kalian udah nungguin ya?🫣
Yuk kita biaca cerita lanjutannya.

***

(Revisi setelah end)

Para santri mulai krasak-krusuk. Banyak kabar burung yang tersebar yang tidak ada kejelasannya. Tetapi umumnya para santri tidak ada yang tahu dengan detail alasan apa kenapa mereka sampai dikumpulkan. Apalagi sampai dilakukan pemeriksaan kamar untuk yang kedua kali. Sebelum-sebelumnya dalam satu semester hanya ada sekali razia dadakan. Ini hanya berselang beberapa waktu saja razia kembali di lakukan.

“Eh bener gak sih temen kalian yang anak  baru itu bikin kasus lagi ya?” Seorang santri dari barisan sebelah mencolek bahu Inces.

“Gak tahu. Jangan dulu termakan berita yang gak ada sumbernya. Semoga aja bukan,” jawab Inces sedikit kesal.

“Halah! Kan kalian temennya. Makanya ngebelain,” seru santri yang tadi.

Raya yang mendengar kalimat itu langsung balik badan. Memelototi santri yang mulutnya asal ceplas-ceplos itu. Seketika santri itu ciut dan kembali fokus ke depan. Tidak berani lagi melirik ke barisan sebelah, barisan Inces CS.

“Sabar, Raya. Sabar,” tahan Inces.

Adapun Irma sedang berharap-harap cemas, semoga bukan Ayda. Irma takut sahabat mereka itu akan dikeluarkan, sebab ini sudah kali ketiga dia melakukan pelanggaran berat jika benar Ayda yang mengambil uang kas acara.

Para mudabbiroh Sebagian memeriksa kamar yang lain, namun lebih banyak mudabbiroh bahkan nyaris para mudabbiroh inti yang memfokuskan memeriksa kamar Ayda. Di sana ada Zakiyah yang datang belakangan juga Kak Zahroh.

Antunna ta’alna! (kalian ke sini!)” seru Zakiyah ke arah barisan Inces dan kawan-kawan.

Serentak mereka pun bergegas mengindahkan panggilan tersebut. Mereka masuk ke dalam kamar. Beberapa barang di dalam kamar berpindah posisi karena mungkin digeser oleh para mudabbiroh. Di sana terlihat Kak Zahroh sudah memegangi setumpuk uang yang dibungkus kertas.

Hadzihi khizanatu Ayda, sohih? (Ini lemari Ayda, benar?)” tanya Kak Zahroh yakin. Sebab sebelumnya mereka juga sudah pernah memeriksa lemari yang sama.

Na’am.” Inces menjawab lesu. Dengan apa yang dia lihat, dia yakin kalau Ayda tertudu sebagai pelaku.

Kak Zahroh mengangguk kemudian menyerahkan setumpuk uang tersebut kepada Zakiyah. Mereka saling tatap sesaat, tanpa kata-kata. Tapi sepertinya mereka saling paham. Zakiyah pun tahu apa yang harus dia lakukan. Zakiyah langsung bergegas kembali lagi ke idaroh yang di sana telah menunggu Ustazah Muniroh juga Ayda.

***

Terdengar salam dari depan. Setelah dijawab. Zakiyah masuk dengan tergesa. Mendekati meja Ustazah Muniroh, lantas mengeluarkan dari saku gamisnya uang yang mereka temukan di lemari Ayda tadi.

“Uang ini didapat di mana?” tanya Ustazah Muniroh.

Zakiyah tidak menjawab. Pandangannya beralih kepada Ayda.

NIQAB UNTUK AYDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang