PART 26

5.6K 811 33
                                    

Hallo semua ...
Apa kabar?
Lama juga cerita ini gak update hehe.
Biar dimaafkan, author up 3 part sekaligus hari ini.🥳

Jangan lupa buat vote dan comment ya.
Pastikan juga udah follow akun ini.

***

(Revisis setelah end)

"Wa'alaikum salam. Ta'alii huna, ya Zahroh!" Ustazah mempersilakan. "Kalian yang lain boleh keluar dan kembali ke kamar masing-masing. Tinggalkan saya, Ustaz Adnan juga Zahroh di sini," titah Ustazah Farida selanjutnya.

Semua santri yang ada di dalam ruangan, termasuk Ayda dan kawan-kawan pun segera beranjak. Mereka meninggalkan idaroh dengan perasaan lega. Terutama Irma, ada sesal yang selama ini bertumpuk di dadanya. Merasa bersalah kepada sahabatnya sendiri. Dia berharap Ayda mau memaafkan kekhilafannya itu.

Zahroh yang masih belum tahu dengan apa yang terjadi, segera duduk di samping ustazah. Di tempat duduk Ayda tadi. Kini di dalam ruangan tinggal mereka bertiga; Ustazah Farida, Ustaz Adnan dan Zahroh yang akan disidang.

"Zahroh, ustazah harap kamu berkata jujur dan tidak menutup-nutupi. Semua sudah terbuka. Kami dari pihak idaroh hanya menunggu pengakuanmu." Ustazah Farida memulai sidang.

"So-soal apa Ustazah?" Zahroh terlihat gelagapan. Matanya tidak berani melirik kepada Ustaz Adnan yang belum membuka suara sama sekali.

Ustazah Farida berdehem kemudian melanjutkan. "Zakiyah sudah mengaku kalau yang memindahkan surat-surat ini adalah kamu Zahroh." Surat-surat yang dimaksud diangkat ustazah. "Surat-surat ini milik Irma 'kan, bukan Ayda?"

Zahroh makin panik. Peluh didahinya terlihat. Jemarinya menggengam ujung jilbabnya karena gugup. "Afwan ustazah." Hanya kalimat yang keluar dari mulut Zahroh.

"Jadi betul?"

Zahroh mengangguk pertanda mengiyakan. Tidak mungkin iya mengelak kali ini. Zakiyah yang ia kira bakal menjaga rahasianya, sudah membongkar lebih dulu. Ia benar-benar malu. Pipinya memerah.

"Astagfirullah Zahroh. Kamu itu mudabbiroh. Harusnya ngasih contoh yang baik-baik ke adik-adik kamu. Lagian kamu kok bisa ngelakuan ini? Sebelum-sebelumnya kamu itu santri yang patuh dan tidak pernah sama sekali melakukan pelanggaran. Benar-benar bersih. Sekarang jawab ustazah, Ayda ada salah apa sampai kamu tega memfitnahnya?" Lagi-lagi suara Ustazah Farida mulai meninggi.

Zahroh terdiam. Dia tidak mungkin mengatakan kalau penyebabnya adalah rasa cemburu.

Ustaz Adnan yang sedari tadi hanya menyaksikan, sedikit menggeser tempat duduknya. Mengangkat kening ke Utazah Farida. Memberikan kode kalau ia meminta waktu untuk berbicara.

"Tafaddol, Ustaz!" Ustazah mempersilakan.

"Zahroh, kamu gadis yang baik. Entah apa motif kamu melakukan ini. Tapi semoga Allah mengampuni kamu. Kalau bisa menebak, apa ini ada kaitannya dengan batalnya perjodohan kita?" tanya Ustaz Adnan.

Ustazah Farida mengerutkan dahi. Ia tidak tahu begitu detail tentang perjodohan yang dimaksud.

Tidak ada pilihan lain bagi Zahroh. Secara reflek kepalanya mengangguk.

"Zahroh, saya minta maaf. Mungkin karena saya, sehingga kamu nekat buat ngelakuin ini ke orang lain. Semoga ke depannya kamu bisa belajar lebih baik lagi. Tidak menjadikan orang lain sebagai kucing hitam atas masalah kamu sendiri. Urusan batalnya perjodohan itu murni dari saya, tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain termasuk Ayda." Suara berat Adnan terdengar begitu teduh saat memberikan nasihat seperti ini.

Kalimat-kalimat Ustaz Adnan seperti cambuk yang menghantam gendang telinga Zahroh. Ia benar-benar merasa bersalah.

"Kamu silakan kembali ke kamar. Renungi kesalahan kamu. Sesali dan berjanji ke diri kamu buat gak ngulangin lagi. Kami dari pihak idaroh akan menghubungi abi kamu untuk membicarakan kelanjutan permasalahan ini. Ini harus dipertegas biar jadi contoh untuk santri yang lain," ucap Ustazah Farida.

NIQAB UNTUK AYDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang