PERDIDO | 46

29 6 0
                                    

Hari ini adalah hari yang indah, matahari memancarkan sinarnya tanpa malu-malu. Pukul sepuluh nanti, Vreya dan Dio akan berangkat menuju Maldives, tempat honeymoon mereka.

Maldives masuk ke dalam list dalam buku perjalanan Vreya dimana Maldives merupakan salah satu dari sekian banyak tempat yang ingin Vreya kunjungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maldives masuk ke dalam list dalam buku perjalanan Vreya dimana Maldives merupakan salah satu dari sekian banyak tempat yang ingin Vreya kunjungi. Saat tau dirinya akan ke Maldives, Vreya teriak seperti orang kesetanan, ia jungkir balik, dan menepuk pipinya berkali-kali karena merasa tidak percaya kalau Dio akan membawanya ke sini untuk pergi honeymoon.

Ia tidak sabar melihat indahnya pemandangan bawah laut di Maldives, ia tidak sabar rasanya tinggal di dekat laut biru dengan pemandangan yang indah, dan satu hal yang terpenting adalah ia tidak sabar akan menikmati perjalanan ini bersama Dio. 

“siap nyonya?” ujar Dio sembari menggenggam tangan Vreya.

Mereka berdua jalan dengan perlahan, menarik koper, memakai masker dan kacamata. Terlihat seperti bergaya. Di sepanjang perjalanan menuju gate keberangkatan, cewek cewek remaja sosialita asyik menangkap gambar Dio dan Vreya yang ingin pergi honeymoon.

“ganteng banget, sayangnya udah jadi suami orang.”

“Dio setia banget sama Vreya.”

“ya allah Vreya cantik banget, bismillah Zaydio.”

“gak kebayang anaknya secakep dan sepinter apa.”

“klop banget deh mereka, yang satu aktor udah mana manajer infrastruktur lagi kan jadi kayak multitalent, eh yang satu lagi jadi penyanyi.”

“Vreya bisa tuh ikutan trainee SM Entertainment,”

Dio dan Vreya hanya tertawa mendengarnya. Sangat senang karena masih banyak orang yang memedulikan Dio dan mensupport Dio mesipun ia melalui masa-masa sulit yaitu koma selama lima tahun.

Dio dan Vreya sedang menunggu kedatangan pesawat mereka.

“mau minum apa? atau mau makan apa? biar aku yang beli,” tanya Dio, kedatangan pesawat mereka masih sekitar dua jam lagi.

“mau cokelat panas deh.”

“eh ngga usah Di, aku ikut ke sana aja biar gak gabut.” Vreya berdiri dari tempat duduknya lalu menyusul Dio sambil membawa dua koper di tangannya sisi kanan dan kiri.

“kasian kamu, sini aku bawain koper aku,” Dio merebut koper hitamnya dari tangan kanan Vreya.

Mereka akhirnya sampai di cafe dalam bandara, enaknya aroma cafe ini membuat mereka ingin terus berlama-lama di sini.

“pesawat kita masih lama, mau ngapain ya, Di.” ujar Vreya setelah meneguk minuman cokelat panas miliknya.

“cerita-cerita aja yuk,” jawab Dio sembari tersenyum.

Dio dan Vreya bercerita tentang hal-hal yang mungkin belum pernah mereka ceritakan. Sangat random,  mulai dari cerita Vreya sehabis menonton film komedi ia bermimpi bertemu dengan pemainnya, sampai cerita tentang kebodohan Dio saat berada di negeri orang membut Vreya terbahak-bahak mendengarnya.

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang