I'm back huhu
Setelah alarm mengagetkan tidurnya, Vreya segera bangun, cuci muka dan menuju meja makan untuk sarapan bersama.
Gara-gara kejadian tadi malam. Vreya jadi bangun dua jam lebih lambat daripada jam bangun biasanya. Untung ini masih di Indonesia, belum di Dublin. Telat satu detik aja gak ada toleransi di kampusnya.
"Vrey masih marah?"
Vreya menoleh ke asal suara dengan muka yang masih seperti orang kurang tidur.
"Ga."
"Ih serius, muka lo kayak masih kesel sama gue."
Bibir Vreya menampilkan senyum, "nggak sama sekali Georezzi Bratamastya,"
Geo lalu berjalan mendekati Vreya lalu memeluknya, "gue bener-bener minta maaf ya. Gue harap lo jadi gak makin parnoan. Entar kalau makhluk itu ngegodain lo lagi, gue bakalan marahin dia."
Vreya mengangguk.
Setelah Geo melepaskan pelukannya, mereka sarapan bersama dengan nasi goreng buatan Bi Inah yang tidak kalah enaknya dengan nasi goreng yang ada di restaurant terkenal.
^^^
"AAAAAAAAA!" Vreya menjerit cukup keras ketika dirinya tidak bisa bergerak.
"LEPASIN!"
Tadi Vreya tertidur cukup lama dan pas bangun dirinya merasakan ada tangan yang cukup kuat untuk menahannya agar tidak berbalik badan.
Vreya terkejut tiba-tiba merasakan alunan tangan menari di sekitar kakinya.
"BANG GEO! BI INAH TOLONGIN VREYA!"
Tangan itu beralih ke kaki Vreya bagian atas tepatnya di betis. Vreya hanya memakai hotpants, jika dirinya memakai celana panjang pasti tidak akan terjadi seperti ini.
"BANG GEO!" Vreya berteriak sambil menangis.
Vreya menangis sangat deras ketika dengan cara sensual dan perlahan tangan itu mencoba menurunkan hotpants yang Vreya pakai.
"BANG GEO! BI INAH! TOLONGIN AKU!"
Vreya terdiam karena sepertinya ada yang membalasnya.
Kalaupun kamu teriak, mereka gak bakal denger. Lebih baik kamu diam, aku mau mandangin tubuh kamu dulu. Semenjak aku udah gak di alam ini, aku pengen banget nyentuh kulit kamu Vrey.
Vreya semakin menangis kejar.
Tangan itu makin mencoba menurunkan hotpants yang Vreya pakai dan hampir saya kelihatan 'segitiga penutup'. Untung saja kegiatan itu terhenti, membuat Vreya tidak lagi menangis.
Vreya mencoba bergerak, namun tidak bisa. Badannya seperti di tahan sesuatu.
Vreya merasakan tangan itu lagi menari-nari di bagian leher Vreya. Vreya geli. Sampai akhirnya tangan itu terlihat membuka kancing atas kemeja Vreya dan memperlihatkan leher Vreya yang putih.
Vreya semakin takut. Ia tentu saja tidak ingin tubuhnya yang seharusnya milik suaminya, malah menjadi milik hantu itu.
Dua kancing kemeja Vreya terbuka dan hampir sedikit lagi memperlihatkan warna penutup buah dada yang Vreya pakai.
"AAAAAA! BANG GEO!" Vreya terus mencoba menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri. Namun usahanya itu sia-sia. Vreya bisa memprediksi wajah hantu itu pasti sangatlah senang.
Kancing ketiga pun di buka, Vreya semakin histeris. Apalagi ketika tangan hantu itu tiba-tiba menyentuh tali dan mencoba menurunkannya.
Vreya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERDIDO
RomanceAku tidak mau dirimu menghilang terlalu lama atau bahkan menghilang selamanya. Aku tidak tahan ketika kenyataannya harus melihat dirimu yang seharusnya kuat dalam menghadapi permasalahan apapun, kamu harus terlihat lemah terbaring di brankar, mengal...