PERDIDO | 13

234 15 6
                                    

Tiga tahun kemudian.

"Dok, ini sudah 5 tahun Dio koma. Apa dia benar-benar koma atau mengalami penyakit lain, dok?"

Vreya meminta pertolongan kepada tim dokter untuk memastikan. Dokter memang selalu memastikan keadaan pasiennya. Namun kali ini yang Vreya minta adalah, memastikan bukan hanya dari luar tubuhnya. Tetapi dari dalamnya juga, seperti lancar atau tidak peredaran darahnya, alat-alat tubuh masih berfungsi dengan baik atau tidak.

Dokter memang juga harus memberikan kepastian tentang hubungan Dio lebih lanjut kepada Vreya, yang selalu setia menunggu 5 tahun di sini untuk selalu menjaga Dio..

"Baiklah, saya coba ya. Tapi kalau tidak ada terjadi perubahan apa-apa, atau bahkan perubahan itu tambah buruk daripada sebelumnya, bukan salah tim kami. Ini takdir yang sudah di gariskan oleh Tuhan."

Vreya mengangguk patuh, "Saya tidak akan pernah menyalahkan orang lain, Dok. Saya percaya dengan takdir."

Vreya memberi kesempatan kepada tim dokter.

Setelah1 jam menunggu, dokter pun keluar dengan kabar biasa-biasa saja. Tidak kabar bahagia, tidak juga kabar sedih.

"Vrey, ginjal, hati, empedu, dan segala alat-alat rubuh Dio masih berfungsi dengan baik. Jantungnya juga masih berdetak sesuai irama. Mungkin, dia mengalami trauma yang sangat hebat saat ketabrakan."

"Ta..tapi, kenapa komanya bisa sangat lama dok?"

"Saya juga tidak tahu. Saat ini, kondisi Dio masih bisa dikatakan sehat dengan detak jantungnya seperti orang sehat. Saya juga baru pertama kali menemukan pasien dengan koma terlama."

"Bagaimana dok, dengan kondisi Dio ke depannya?" Tanya Vreya memastikan tentang kondisi Dio yang akan pulih atau bisa menjadi semakin parah.

"Saya juga tidak tahu, saya bukan peramal. Kondisi fisik Dio yang sehat, bisa tiba-tiba tumbang atau bahkan sampai meninggal. Tapi jika Tuhan berkhendak lain, bisa juga Dio tersadar dalam keadaan sehat."

Vreya diam, dia tidak tau hatus berkata apa lagi. Dirinya harus berdoa kepada Tuhan agar memberikan kesembuhan bagi dio yang sedang memperjuangkan hidupnya.

"Saya melihat begitu besarnya rasa cinta Nona Vreya kepada Dio, Nona selalu menunggu dan selalu memastikan keadaan Dio sampai 5 tahun ini. Semoga Nona mendapatkan kabar baik ya kedepannya, tentang kesehatan Dio."

Vreya mengadahkan kepalanya menatap dokter yang menangangi Dio itu, "saya selalu berharap begitu dok."

"Nona gak ada jam kuliah?"

"Saya kuliah di Dublin dok. Tapi saya udah di Drop Out, gara-gara kebanyakan bolos. Awal-awal saya pura-pura untuk sakit sekitar beberapa minggu dan selebih dari itu, saya tidak memberikan kabar dan saya mendapat e-mail kalau saya di Drop Out."

"Terus nona sekarang kuliah di mana?"

Vreya mengedikkan bahu, "belum tau, saya masih nunggu Dio sadar dari koma nya."

Dokter itupun tersenyum. Lalu menepuk bahu Vreya, "semoga kita segera dapat kepastian dan Dio bisa sehat seperti kita semua."

Vreya mengangguk mengaminkan seraya tersenyum dengan sopan kepada dokter itu.

^^^

Malam ini biasanya Vreya pulang ke rumah, tetapi sekarang dirinya masih betah untuk selalu menjaga Dio.

Dirinya terbangun karena jari-jari tangan Dio bergerak secara perlahan. Vreya terkejut, segara dirinya menekan tombol pemanggil dokter.

Tak lama kemudian, dokter pun tiba di ruangan dengan seperangkat alat khas kedokteran lengkap dengan kedua suster.

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang