PERDIDO | 31

110 9 0
                                    

Tepat satu hari setelah kejadian itu Vreya merasa sikap Axel menjadi berubah kepada dirinya, seperti Axel lebih cuek dan tidak peduli dengan Vreya. Setelah Vreya menceritakan masalah ini kepada Fano dan Ara, mereka merasa juga kalau sikap Axel memang berubah karena hal tadi malam.

"Semalam gak ada kejadian apa-apa kan ya?" tanya Vreya kepada kedua temannya yang kini berada di depannya, Fano dan Ara.

Fano dan Ara diam sebentar, lalu salah satu dari mereka akhirnya menjawab, "gak kok Vrey, aman-aman aja." Fano mencoba menenangkan Vreya, ia tidak ingin dengan kondisi Vreya seperti ini membuatnya semakin susah untuk menerima kejadian semalam.

Biasanya mereka selalu berempat saat di kantin, bahkan saat bolos bersama pun berempat juga. Tetapi berbeda dengan hari ini, hari ini Axel lebih memilih untuk duduk sendirian di pojok kantin. Suasananya memang menjadi sangat berbeda.

Vreya tau kalau pasti tadi malam terjadi suatu hal yang menyebabkan terjadinya hal ini. Seperti peribahasa; tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Tidak mungkin jika semalam tidak terjadi apa-apa tetapi pagi-paginya seperti ini.

Vreya dan Axel yang biasanya duduk di kelas selalu bersebelahan, kini Axel lagi-lagi memilih kursi paling pojok di bagian belakang. Kondisi Axel juga seperti tidak baik, ia selalu melamun, terlihat sedih, bahkan tadi pagi saat awal masuk kelas, dirinya sudah mendapat teguran dari dosen killer karena ia menjadi salah satu mahasiswa di kelas yang terlihat tidak fokus mengikuti mata kuliah.

"Lo sama Axel kenapa Vrey, kok tumben gak barengan?" entah ini keberapa kalinya ia harus menjawab pertanyaan ini dari teman sekelasnya.

Vreya bingung dengan teman sekelasnya itu, kenapa mereka sibuk sekali mengurusi hubungan kami. Padahal, dirinya sendiri juga tidak tau kenapa Axel berubah seperti itu. Sepertinya Vreya harus menanyakan lagi tentang apa yang terjadi semalam kepada Ara dan Fano, dan Vreya akan memaksakan mereka untuk memberitau jawabannya.

Vreya pelan-pelan mengeluarkan handphone dari saku celananya, lalu mengetikkan sebuah pesan untuk Ara "hari ini abis ngampus ke rumah bisa gak?" lalu setelah itu ia mengetikkan pesan yang sama kepada Fano.

Satu jam Vreya menunggu di rumahnya, dengan snack ringan agar pembicaraannya terkesan santai. Sementara Fano dan Ara sedang dalam perjalanan menuju rumah Vreya, "nanti kita ceritain semuanya ke Vreya, Fan?" tanya Ara.

Fano yang sedang fokus menyetir pun membalas ucapan Ara dengan anggukan kepala, "iya cerita aja. Gue yakin pasti dia udah curiga, karena pas dia nanya ke kita ada apa sama kejadian semalam, kita jawabnya gak apa-apa sementara kalau gak apa-apa gak mungkin kejadian kayak gini,"

Ara mengangguk mengerti dengan apa yang diucapkan Fano, "dia pasti minta kita ke rumahnya karena dia udah siap juga dengerin apa yang terjadi, dia pasti bakalan terima semua konsekuensinya." ujar Fano lagi.

Akhirnya mereka tiba di rumah Vreya, Vreya memberikan mereka masuk ke dalam rumahnya, "lama banget, lo berdua abis darimana?" Ara dan Fano tertawa kecil setelah Vreya bertanya seperti itu kepada mereka.

Vreya mengizinkan mereka masuk ke dalam kamarnya, "makan tuh makan, di makan snacknya kalau kurang nanti pesen aja," Fano melihat-lihat snack yang Vreya beli, "banyak banget Vrey, lo kayak mau ngajak kita nginep dah."

Ara mengangguk setuju dengan Fano, "iya Vrey sumpah, tadi kita berdua lama juga karena mikir-mikir mau beli makanan apa enggak akhirnya gak jadi karena kita ngiranya bakalan lebih seru kalau kita mesen makanan aja."

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang