Ara dan Fano mengajak Vreya jogging di sebuah taman yang letaknya lumayan jauh dari rumah mereka, awalnya Ara ingin Vreya melupakan sejenak tentang permasalahannya, ia ingin membuat Vreya memikirkan matang-matang tentang apa yang harus ia lakukan, dan Fano pun sangat menyetujui keputusan yang Ara buat.
"Kita jogging sekalian jalan-jalan ya Vrey, dan lo selama perjalanan harus nikmatin pemandangannya, gak boleh buka handphone," kata Fano sambil menengok kaca mobil tepat di atas kepalanya.
Ara mengambil handphone yang ada di genggaman tangan Vreya, dan mengangkat ke atas supaya Vreya susah mengambil handphone nya, "pokoknya handphone lo gue bawa, kalo ada orang tua lo nelepon atau abang lo biar gue aja yang angkat." dan Vreya pasrah saja dengan rencana kedua temannya.
Setelah mereka bertiga sampai, Vreya disuguhi dengan pemandangan hijaunya pepohonan. Dan Vreya jadi merindukan tempat kelahirannya, Indonesia, yang dulu setiap minggu pagi ia selalu meluangkan waktunya untuk jogging bersama keluarganya. Entah, sudah berapa lama Vreya berada di Dublin, baginya Jakarta adalah kenangan terburuknya bersama seseorang.
Burung berkicau, matahari tersenyum dengan megahnya sambil menyinarkan sinar khasnya yang dapat menghangatkan suasana kota ini tanpa dengan pelukan hangat. Semua orang berkumpul di tempat ini, tidak peduli lansia, anak-anak, sampai bayi yang masih merah pun ikutan berjemur di sini.
Vreya tersenyum, ia merasakan rasanya bisa bangkit dari keterpurukan masa lalunya dan sekarang yang harus ia hadapi adalah masa depannya, bagaimana dirinya mempertahankan hubungannya dengan Axel, kekasihnya.
Memang menyedihkan ketika kekasih kita tiba-tiba cuek tanpa sebab, tanpa sepengetahuan kita, dan kita tidak tauapa salah kita hingga dia bersikap seperti itu. Kalaupun memang ada masalah, seharusnya di selesaikan dengan baik, bukannya malah lari dari masalah atau dengan bersikap cuek dan tidak peduli.
Kalau sudah seperti itu, sepertinya kelihatan kan siapa yang mau berusaha memperbaiki hubungan?
"Vrey!" Vreya terkejut ketika ada seseorang yang berteriak tepat di depan lubang telinganya, "kaget anjir gue," jawabnya sambil memegang dadanya yang berdetak kencang.
"Baru sampe, kayaknya udah ada yang galau aja nih." ucap Fano sambil melipat kedua tangannya di depan dada seraya tersenyum meledek Vreya.
"gak galau, cuma kangen sama Jakarta aja." Ara tertawa kecil, "kangen Jakarta atau kangen sama orang yang amnesia itu. Jujur aja deh Vrey," lalu ia mencolek lengan Vreya berkali-kali.
Vreya kesal dengan sikap kedua temannya yang selalu saja meledeknya, "ngapain kangen sama Dio, buang-buang waktu aja."
Sekarang gantian Fano yang meledeknya, "halah buang-buang waktu tuh... kalian berdua aja gak ada yang bilang putus kan?" Vreya diam sebentar, setelah Fano mengucapkan itu ia jadi teringat di saat kejadian itu dan memang tidak ada kata putus di antara mereka berdua.
Apa artinya Vreya sebenarnya salah, karena dia berpacaran dengan Axel ketika hubungannya dengan Dio belum putus.
"Gue salah ya. Kenapa gue nerima Axel jadi pacar gue, mungkin sekarang Dio udah pulih ingatannya dan berusaha nyari gue sedangkan gue malah enak-enakan pacaran sama Axel," Vreya diam sebentar lalu ia mengatakan lagi,
"Di sini gue juga jahat sama Dio dan Axel. Gue nyakitin Dio dengan cara pacaran sama Axel padahal gue belum putus sama dia, gue nyakitin Axel dengan cara gue pacaran sama dia dengan status gue dan Dio yang berarti masih pacaran." Vreya menangis, Ara dan Fano mengusap punggung dan memeluk Vreya untuk menenangkannya.
"Vrey..." Ara memberi jeda antara ucapannya, "ini gak semuanya salah lo kok, karena posisinya disaat itu lo juga gak tau kalau Dio sebenarnya amnesia ringan. Dan lo juga gak tau apakah sekarang Dio nyari lo atau bisa aja ingatan Dio belum pulih sepenuhnya dan dia butuh perawatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERDIDO
RomanceAku tidak mau dirimu menghilang terlalu lama atau bahkan menghilang selamanya. Aku tidak tahan ketika kenyataannya harus melihat dirimu yang seharusnya kuat dalam menghadapi permasalahan apapun, kamu harus terlihat lemah terbaring di brankar, mengal...