PERDIDO | 16

181 14 0
                                    

"Mbak, saya mau pesan tiket buat hari ini ke Dublin masih ada gak ya?" Tanya Vreya dengan cepat karena jika ada tiket yang masih tersisa, dirinya takut keburu dibeli oleh orang lain.

Mbak penjual tiket di bandara terbesar di Jakarta itu pun segera mencari apakah masih ada tiket yang tersisa untuk perjalanan ke Dublin, "anda butuh berapa orang?"

"Saya doang kok, mbak," jawab Vreya.

"Ada nih tinggal tersisa satu orang, jam 1 siang kita berangkat. Kalau anda sudah mempersiapkan semuanya, anda bisa tunggu saja di sini karena chek-in 1 jam sebelum keberangkatan,"

Vreya sangat lega, dan spontan melihat jam yang menlingkar pada tangannya, jam sekarang menunjukan pukul 10 pagi. Dan check-in jam 12. Vreya memutuskan daripada ia terlambat masuk pesawat dan tidak bisa bertemu dengan abangnya di Dublin, lebih baik duduk santai dengan tenang di cafe bandara, sambil menunggu waktu check-in ditemani segelas es lemon tea dan roti hangat.

"Saya mau ya mbak, saya sudah mempersiapkan semuanya."

Untung setelah Vreya keluar dari rumah sakit, dia langsung bersiap-siap memasukkan baju-bajunya dan surat-surat penting yang mungkin akan ia butuhkan di Dublin nanti.

Setelah menunggu beberapa menit, tiketnya pun sudah jadi dan Vreya segera duduk di kursi ruang tunggu sambil memakan roti sisanya yang tadi dengan es lemon tea yang segar. Tak sadar, akhirnya ada informasi yang diberitahukan kalau pesawat yang Vreya tumpangi untuk berangkat menuju Dublin itupun sudah akan tiba dan penumpang sudah diperbolehkan untuk check-in.

Sebelum di pesawat, Vreya menelpon Geo terlebih dahulu untuk mengabarkan kalau dirinya akan berangkat menuju Dublin.

"Halo, Bang Geo."

"Iya kenapa Vrey," jawab Geo yang sedang berada di Dublin.

"Gue mau ke Dublin nih Bang, lagi mau check-in."

"Loh kok tumben? Biasanya lo betah di sana."

Vreya diam sebentar, lalu ia membalas pertanyaan yang Geo tanyakan, "nanti kalau dah sampai juga gue bakalan cerita kok."

"Yaudah ya gue mau check-in, jangan lupa jemput ya kalau gue dah sampai sana." Vreya menarik kopernya untuk mulai check-in.

"Iya nanti lo telpon gue aja, gua sedia 24 jam kok hahaha." Geo tertawa kecil.

"Yauda ya nanti gue telat, bye." Vreya mematikan handphonenya dan bergegas untuk berangkat menuju Dublin.

^^^

Dublin, Irlandia

"Katanya mau cerita ke gue,"

"Curhat-curhat gitu."

Vreya diam sambil mengunyah makanannya.

"Vrey, ayo dong cerita."

Setelah menelan makanannya, baru Vreya membalas omongan Geo.

"Bang, lo ga liat ya gue tadi lagi ngapain?"

Geo cengengesan, "yauda deh maaf."

"Dio amnesia."

"Udah tau gue itu, dia udah sadar belom?" Balas Geo setelah ia minum air putih untuk melarutkan makanannya.

"Sadar. Tapi..."

"Kenapa?"

Mata Vreya mengeluarkan air, "dia gak ingat gue sama sekali Bang, sedangkan Cia... dia ingat. Bisa bayangin gak sih lo betapa kecewanya gue, gue rela nunggu dia di rumah sakit sampai dia sadar, gue juga rela di Drop Out gara-gara bolos mata kuliah mulu demi merhatiin perkembangan dia."

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang