"Ra, sumpah gue kesel banget. Kemarin sore kan Axel ngajak gue buat nganterin dia ke mall gitu kan, nyari kado buat maminya yang bentar lagi ulang tahun. Gue kan gak bisa, karena gue mau ada janji sama keluarga gue buat ketemuan di sini.
Lo tau gak Ra, Axel bilang apa, "yaudah nanti aku ajak Melly aja, siapa tau dia mau nemenin aku beli kado buat Mami." Ujar Vreya dengan nada suara yang dibedakan.
Lalu Vreya melanjutkan ceritanya, "Gue kesel banget Ra, kenapa harus Melly. Kenapa gak Fano atau lo atau siapa lagi gitu temennya."
Tidak terasa, sudah hampir satu jam Vreya mencurahkan isi hatinya kepada Ara.
"Jadi intinya?"
"Gue gak suka dia deket-deket sama Melly, apalagi keliatannya Melly gitu. Genit-genit gak jelas."
Ara diam sebentar, "coba kita perhatiin baik-baik dari Melly nya dulu Vrey. Nanti kalau misalkan kita lg ngobrol, ajak Melly. Kita ajak ngobrol dia dan lo harus anggep seakan-akan gak punya masalah hidup sama dia. Kita lihat kedekatan dia sama Axel."
"Dan abis perhatiin gerak-gerik Melly, coba abis itu lo nguji Axel. Lo ajak dia kemana gitu dan coba liat respon dia. Kalau nolak, ada kemungkinan boongnya. Entah boong karena alasan dia mau jalan sama Melly atau alasan yang lain."
"Ini kalau di diemin, Melly nya malah bisa jadi makin-makinan Vrey dan ada kemungkinan juga dia bakalan ngerebut Axel dari lo. Ditambah itu bisa juga Axelnya jadi goyah, karena lo jarang bisa nemenin dia, dia malah minta nemenin Melly dan berpaling ke Melly." Ara mengakhiri ucapannya, karena Vreya memotongnya.
"Gue sering nemenin dia." Potong Vreya.
"Setiap gue minta dikenalin sama Melly, entah keliatan banget kayak seakan-akan dia gak mau ngenalin Melly ke gue." Ujar Vreya.
Ara mengangguk menanggapi ucapan Vreya.
"Dan satu lagi yang lo harus tau, Ra. Melly ini namanya gak asing di telinga gue, kayak gue pernah denger nama panjangnya dia. Gue gak mau curiga berlebihan sama dia, cuma nama dia mirip nama panjang cewek yang pernah jadi temen kecilnya mantan gue." Vreya memberitahu kepada Ara apa yang selama ini di pikirannya
Ara diam sebentar, "Mantan lo? Siapa?"
"Dio."
"Dia yang artis itu bukan sih?"
Tentu saja Vreya terkejut, "lo tau?!"
"Dia yang katanya kecelakaan terus koma 5 tahun, abis itu pas udah sadarnya dia di vonis amnesia ringan kan? Abis itu dia punya trauma deh." Ujar Ara yang membuat Vreya terkejut, bagaimana tidak terkejut ia ingat sekali waktu itu dokternya saja bilang kalau Dio di vonis amnesia total.
Waktu itu dokter bilangnya amnesia total, sampai bilang gakan inget gue. Kemungkinannya kecil buat ngingat semua kenangan dia. Gumam Vreya.
"Bukannya amnesia total ya?" Tanya Vreya karena dirinya penasaran.
"Setau gue amnesia ringan gitu, kayaknya waktu itu pernah viral deh. Lo gak tau?" Pertanyaan Ara membuat Vreya menggelengkan kepalanya, karena sepertinya di saat itu ia masih terpukul dengan pernyataan dokter, jadinya tidak membuka sosial media selama beberapa bulan lamanya.
"Kata dokter waktu itu dia amnesia total, terus kemungkinan kecil dia gak akan inget lagi gitu. Kalaupun inget cuma sebesar 5-10%." Ujar Vreya dengan pelan-pelan sembari mengingat kejadiannya.
Ara diam sebentar, "dan makanya lo pindah ke sini, buat ngelupain dia?"
"Bukan pindah, awalnya emang gue udah kuliah di Dublin, abis itu gue di drop out gara-gara bolos di indonesia mulu nungguin Dio bangun dari koma nya. Terus emang udah jodoh kali ya gue sama Dublin, gue kuliah di kota ini lagi tapi beda kampus."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERDIDO
RomanceAku tidak mau dirimu menghilang terlalu lama atau bahkan menghilang selamanya. Aku tidak tahan ketika kenyataannya harus melihat dirimu yang seharusnya kuat dalam menghadapi permasalahan apapun, kamu harus terlihat lemah terbaring di brankar, mengal...