PERDIDO | 35

85 5 0
                                    

Maaff banget ya yang kemarin di publish itu salah:( dan yang benar itu ini

Tujuh hari tentunya bukanlah waktu yang lama bagi Vreya di hari terakhirnya berada di sini. Dari tujuh hari itu sudah terlewati lima hari, dan tersisa dua hari untuk mendapatkan hal-hal baik di sini.

"Jadi lo bakalan pulang ke Indonesia dua hari lagi, Vrey?" tanya Fano dengan serius.

Mereka berempat berada di rumah Vreya, Vreya yang mengajak mereka ke sini untuk membicarakan kepulangannya yang tinggal dua hari lagi.

Vreya mengangguk, "tugas orang tua gue udah selesai semuanya di luar negeri. Sekarang mau balik lagi ngurusin kantor di Jakarta dan kemungkinan bakalan selamanya sih gue di sana."

Sesudah Vreya berbicara seperti itu, terlihat raut muka kesedihan dari wajah kedua temannya dan kekasihnya.

"Kita bisa video call Vrey," ucapan Ara membuat mereka semua menggangguk.

"Tapi gue bakalan kangen banget sama candaan kalian. Ngomong di video call jg ga seasik di dunia nyata, dan gua bakalan banget kangen main bareng sama kalian. Doain gue ya kalau gue udah sukses gue bakalan jualin album gue, dan ngadain konser ke seluruh dunia, terutama ke sini biar kita bisa ketemu lagi." Vreya tersenyum, padahal hatinya sedang merasa sedih karena harus meninggalkan teman-temannya.

"Makasih ya udah jadi temen gue di sini, udah nemenin gue dalam suka maupun duka, udah nyemangatin gue, udah bantuin gue nyelesaiin masalah-masalah yang gue hadapin. Sebelum gue pergi dari sini gue pengen semua masalah udah selesai dengan baik, gue gak mau ninggalin masalah gue di negeri orang dan gue gak mau bawa-bawa masalah gue ke negeri sendiri. Karena udah beda cerita lagi." Vreya merangkul keempat teman akrabnya itu.

Mereka semua tersenyum kembali, "paling sedih kayaknya aku nih." Ujar Axel, dirinya akan sangat sedih karena harus LDR dengan kekasihnya itu.

Vreya tersenyum, "kalian kalau ada waktu main ke Jakarta juga ya. Mentang-mentang kalian menetap di sini atau pas udah pulang ke Indonesia, jangan lupa bilang gue ya kita ketemuan nanti."

Mereka mengangguk lalu memeluuk Vreya dengan sangat erat seperti tanda tidak mau kehilangan.
"di sana lo ada teman juga Vrey?" tanya Fano.

Vreya mengingat sesuatu, "ada kok, namanya Syeila dan Yares. Tapi gue udah jarang banget chatan sama mereka semenjak di sini, sampai lupa terakhir chatan itu kapan. Gue mau mulai chat juga gak enak takut mereka sibuk, tapi nanti kalau ada waktu gue ketemuan Syeila dan Yares gue bakalan ajak kalian juga ya. Biar saling kenal gitu."

Mereka semua mengangguk menanggapi ucapan Vreya, "kayaknya ada satu lagi yang belom kamu sebutin deh," tanya Axel sambil meledek Vreya.

"siapa?" Vreya jadi bingung sendiri dengan apa yang dikatakan kekasihnya itu.

"Zaydio Histarya Charello,"

Vreya tertawa, "oiya dia juga teman aku. Tapi kan aku gak tau dia masih inget apa enggak sama aku,"

"Ohh gitu, tapi sama aja ah teman-teman juga," balas Axel dengan jutek.

Vreya tertawa lagi, "kok pacar aku jutek sih, jangan gitu dong. Liat mereka yang baru-baru pacaran aja mesra-mesra, masa kita kalah sama mereka," Vreya menunjuk Ara dan Fano, mereka habis jadian kemarin dan mereka tidak kalah sosweetnya dengan Vreya dan Axel.

Ara dan Fano tertawa geli.

Tak lama kemudian Ara memegang tangan Vreya, "Vrey, jangan lupain kita ya, meskipun jarak kita jauh banget dari Dublin ke Jakarta. Lo harus sering-sering kabar-kabaran juga ya, gue takut banget kehilangan lo Vrey," Ara sedih, sepertinya baru kali ini dirinya memiliki teman seperti Vreya.

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang