PERDIDO | 33

99 11 0
                                    

Pagi hari yang cerah, burung-burung kecil terbang mengepakkan sayapnya yang di pantau oleh orang tuanya tepat di belakangnya. Ada juga burung yang hinggap di sarangnya sambil menunggu telur-telurnya menetas.

Sama seperti Vreya, sekarang ia sedang menunggu sesuatu tetapi bukan menunggu telur-telurnya ya hahaha. Vreya sedang menunggu seseorang, dirinya akan membicarakan hubungannya dengan Axel. Mau tetap di lanjutkan, berhenti sampai disini dengan keadaan yang canggung atau memberikan waktu untuk berpikir.

Tentunya Vreya lebih memilih opsi ke 3, Vreya akan memberikan waktu kepada Axel selama 3 bulan untuk memikirkan hal ini. 3 bulan mungkin bukan waktu yang cepat untuk Axel memikirkan ini, apalagi menyangkut perasaan wanita.

Jika tepat di 3 bulan Axel sudah siap untuk memberitahu keputusannya, Vreya sepertinya juga sudah siap untuk menerimanya kalau misalkan Axel lebih memilih perempuan itu daripada dirinya, tetapi ia yakin, Axel masih menyayanginya sampai detik ini dan dia dalam keadaan bingung saja.

Seorang lelaki datang dengan hoodie hitamnya, terlihat tampak arogan, padahal hatinya sedang gelisah.
Vreya tersenyum kepada Axel.
Pintar sekali dirinya membohongin perasaannya saat ini, walau sudah agak mendingan dari beberapa hari yang lalu.

"Gimana kabarnya?" tanya Vreya yang mulai membuka obrolan mereka berdua tanpa rasa canggung.
Susah rasanya memecahkan benteng kecanggunggan yang terjadi antara mereka berdua, kejadian itu padahal sudah lebih dari 3 hari dan kata orang tidak baik kalau kita berantem sampai hari ke-3 tidak saling memaafkan.

Axel menghela napasnya pelan, sampai Vreya tidak mendengar helaan napasnya itu, "baik, kamu gimana?"

"Aku selalu baik kalau perasaan kamu juga baik-baik aja," Vreya tersenyum menunjukkan bahwa dirinya memang sudah lebih baik.

"kamu selalu baik Vrey, aku nya jahat banget sama kamu, aku kayak setan, maafin aku ya. Maaf selama ini aku menghindar, aku salah banget seakan-akan kayak aku gak mau baikan lagi sama kamu. Malah kamu yang gak salah, yang berusaha banget hubungan kita jadi baik lagi."

Akhirnya ini doaku 3 hari yang lalu, terimakasih Tuhan. Ternyata Tuhan memang mau menyatukan kita berdua. Ucap Vreya dalam hatinya.

Vreya tersenyum, "aku juga yakin kamu masih sayang sama aku, Sel. Pasti kamu masih ragu juga sama pilihan kamu kan,"

Seketika Axel mengingat nama panggilannya yang dipanggil lagi oleh Vreya, ia sangat rindu dipanggil 'Sel' oleh Vreya.

"Aku mau ngomongin hal penting, ini pasti berat di aku tapi aku gak tau apalah di kamu juga berat kayak aku apa gimana. Kita kan udah sama-sama dewasa ya Sel, yaa pasti tau yang namanya perasaan gak bisa dimainin gitu aja. Sekarang kita pasti mau fokus aja gitu ke masa depannya mau kayak gimana dan gak bisa bertingkah kayak cinta monyet pas SD dulu,"

"Kamu pasti ngerti Sel maksud aku kayak apa, aku pengen kamu mikirin ini bener-bener ya. Jangan sampai kamu salah ngambil keputusan, jangan bikin diri kamu sendiri atau hati kamu kecewa sama keputusan yang udah kamu buat, kalau kamu ngerasa 3 bulan ga cukup kamu bisa bilang ke aku, bakalan aku panjangin kok jangka waktunya. Tapi aku yakin 3 bulan itu cukup buat kamu mikirin semuanya dengan benar tanpa ragu-ragu,"

Axel tersenyum menanggapinya, ia sebenarnya tersiksa, namun sepertinya ini adalah cara yang benar untuk memutuskan sebuah keputusan dengan benar.

"Aku mau kita kayak orang ga kenal dulu ya Sel, selama di kampus dan di tempat umum lain. Aku kayak gini biar kamu gak bimbang aja Sel, soalnya aku juga mikir kalau misalkan aja Melly udah jauh dari kamu dan aku jadi jauh dari kamu, kira-kira kamu lebih rindu siapa, kira-kira kamu lebih sering mikirin aku atau dia," Vreya tersenyum.

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang