PERDIDO | 37

83 5 0
                                    

Dalam hitungan beberapa jam lagi, Vreya akan berangkat menuju Indonesia.

Teman-Teman Vreya mengantarkan Vreya menuju bandara terkenal yang ada di Dublin. Ia pasti akan merindukan suasana seperti ini bersama dengan teman-temannya di sini.

"Kita semua masuk dulu ya, sebentar lagi pesawatnya mau datang," ujar Papa Vreya dengan ramah.

Selanjutnya gantian Mama Vreya yang berbicara mengucapkan terima kasih, "Makasih ya kalian udah mau nemenin Vreya, udah mau jadi teman baik Vreya di sini. Kalau ada waktu ke Indonesia sekalian mampir ke rumah ya, entar tante siapin masakan yang banyak buat kalian,"

Fano dan Ara mengangguk bersamaan, "oke tante nanti kita kalau sempet ke sana ya," balas Ara sambil menonjolkan cengiran khasnya.

"Tante, om, Vreya, Bang Geo, dan Kak Gita. Hati-hati ya, semoga kalian baik-baik aja dalam perjalanan. Vrey, kalo dah sampe rumah kabarin kita ya." balas Fano dengan nada sopan dan ramah.

Mereka berlima mengangguk lalu menggeret kopernya masing-masing sambil melambaikan tangan tanda perpisahan mereka.

Sebelum pergi ke bandara, Vreya sempat mendapatkan pelukan dari Ara, Ara sangat menenangkan dirinya sewaktu ia takut dengan respon orang tuanya ketika mendapatkan berita kalau dirinya sudah tidak bisa lagi disebut sebagai seorang gadis.

Sekarang Vreya takut jika terjadi apa-apa dengan Axel, daritadi dirinya sudah beberapa kali mengirimkan pesan kepada Axel tetapi belum di balas satupun oleh dirinya.

Vreyagyzya :
Xel gue pamit ya, lo jangan sedih-sedih terus, harus banyak-banyak nenangin diri sendiri, lo punya banyak temen yang bakalan ngebantu lo di sana saat lo lagi kesepian atau saat keadaan terpuruk. Keadaan kemarin emang sempet bikin gue jatuh banget Xel, jatuh sedalam-dalamnya. Tapi gue inget Xel, gue masih punya temen-temen gue yang harus gue banggain, masih punya Bang Geo, Kak Gita, Papa, dan Mama yang selalu ada buat, gue gak mau ngecewain mereka semua karena dengan keadaan yang ini aja udah cukup buat ngecewain mereka dan gue gak mau ngecewain mereka lagi

Vreyagyzya :
Lo cowok yang kuat Xel, gue yakin, lo pasti bisa ngelewatin semuanya

Vreya duduk dan melihat gumpalan awan putih di jendela, ia teringat kejadian lalu dan membuatnya meneteskan air mata. Kesedihan itu masih terasa, terbayang-bayang dalam pikiran, hati merasa sangat kecewa, tapi kita sebagai manusia bisa apa kalau itu sudah ditakdirkan oleh Tuhan?

Kalau saja boleh memutarbalikkan waktu, Vreya ingin sekali kejadian itu tidak terjadi, kejadian yang sepertinya akan sangat mempengaruhi masa depannya.

"Udah Vrey, kamu boleh sedih tapi jangan sampe yang berlarut-larut banget ya karena itu gak baik.

Sekarang, mulai detik ini kita buka lembaran baru ya. Pasti memang susah banget buat di lupain karena biasanya kenangan yang paling nempel banget di otak kita itu kenangan yang baik banget dan yang buruk banget.

Jadi, sebisa mungkin kamu harus bisa ngendaliinnya ya, mungkin banyak orang di luar sana ketika ia mempunyai masalah seperti kamu, mereka gak bisa ngendaliin jadinya mereka bunuh diri. Kak Gita percaya kamu gak akan kayak gitu," Kak Gita tersenyum sambil menggenggam tangan Vreya, dan Vreya mengangguk mengerti.

Vreya beruntung sekali mempunyai kakak ipar seperti Kak Gita ini, ia bisa akan lebih terbuka bersamanya untuk membahas hal pribadi ataupun masalah tentang hal yang berkaitan dengan perempuan.

"Kamu gak ngerasain apa-apa kan? Kayak mual atau semacamnya gitu?"

Vreya menggelengkan kepalanya, "aku ngerasa baik-baik aja kok kak," Kak Gita mengangguk, sepertinya Vreya sehat-sehat aja, tidak terjadi reaksi dari dalam tubuhnya. Semoga saja seterusnya seperti ini.

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang