Vreya seharian terus menangis di dalam kamarnya.
Tiba-tiba terdengar suara deringan handphone, Vreya lalu mengambil handphonenya dan ternyata Cia meneleponnya.
"Iya Cia, kenapa?"
"Lo dah tau belum kalau Dio divonis amnesia?"
Vreya terkejut,
Jadi pantesan kemarin dia responnya itu kayak gak kenal siapa gue. Gumam Vreya.
"Hah? Amnesia?"
"Iyaa, barusan gue ke rumah sakit, dan dokternya bilang kalau Dio itu divonis amnesia total."
"Total? Artinya dia gak bakalan inget lagi dong, orang yang setia nungguin dia di rumah sakit sampai dia sadar dari komanya sampai rela bohong gak masuk kampus karena sakit sampai beberapa bulan dan akhirnya berujung di drop out dari kampus." Bulir air mata satu persatu keluar dari mata Vreya.
"Dokternya juga bilang kalau itu bisa di sembuhin asal ada niat dari penderitanya itu sendiri."
"Dengan cara apa?"
"Yang bisa di gunakan untuk bisa menyembuhkan ingatannya hanyalah respon dari orang-orang terdekatnya. Itu bisa membuatnya semakin ingat dengan kejadian beberapa tahun yang lalu. Kalau tidak bisa ya dengan cara terapi."
"Gue pengen jengukin dia lagi, tapi gue ga sanggup. Masih belum bisa nerima kalau dia itu amnesia."
"Besok mau jenguk dia? Gue juga sekalian ngajak calon mertua lo hahahaha,"
"Lagi suasana begini masih aja bikin gue ketawa."
Vreya dan Cia tertawa.
"Yaudah. Besok lo gue jemput ya Vrey, pagi-pagi aja."
"Oke."
"Jangan lupa dandan yang rapih, mau ketemu calon mertua kan hahaha" Cia tertawa meledek Vreya.
"Gue mah ga dandan juga udah cantik," ucap Vreya terlalu pede. Padahal memang betul seperti itu dan itu merupakan alasan mengapa Dio lebih suka Vreya tak berdandan daripada berdandan.
"Yaudah ya Vrey, have fun... jangan sedih-sedih lagi. Udah dulu ya, sampai ketemu besok. Bye."
"Bye."
^^^
Tok... tok.... tok....
"Non!" Panggil Bi Inah kepada seseorang yang sedang tidur di dalam kamar.
"Non bangun, ada yang nyariin non!"
Vreya yang sedang terlelap dalam mimpi indahnya itu terkejut ketika Bi Inah terus mengetuh pintu kamarnya.
Tak lama ia membukanya, "hmmm..." setelah bergumam, baru Vreya bertanya dengan muka bantalnya dan rambut yang acak-acakan, "siapa yang datang, Bi?"
"Hmmmm.... Siapa sih namanya itu non," jawab Bi Inah sambil memikirkan nama seseorang yang mencari Vreya.
"Siapa Bi?" Tanya Vreya sambil menguap.
Bi Inah masih memikirkan siapa nama orang itu.
"Yares ya, atau Bang Geo" Vreya mencoba menebak orang itu.
Bi Inah menggelengkan kepalanya, "orang itu wanita non. Dulu sahabatnya Non Vreya pas SMP dan SMA."
"Siapa ya Bi..." Vreya kembali berpikir.
Dan akhirnya Vreya menemukan jawabannya. "OHH!! SYEILA YA BI?!"
Bi Inah nampak girang, "Nah iya Syeila, Non. Sekarang dia lagi di ruang makan Non, tadi bibi nyuruh dia sarapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERDIDO
RomanceAku tidak mau dirimu menghilang terlalu lama atau bahkan menghilang selamanya. Aku tidak tahan ketika kenyataannya harus melihat dirimu yang seharusnya kuat dalam menghadapi permasalahan apapun, kamu harus terlihat lemah terbaring di brankar, mengal...