PERDIDO | 12

268 16 5
                                    

"Eh share location alamat rumah sakit tempat Dio dirawat dong."

"Mau jenguk dia ya?"

"Kaga. Mau tawuran." jawab Vreya kesal dengan nada keras melalui handphonenya.

"Ya mau jenguk dia lah." jawab Vreya sekali lagi dengan nada kesal terhadap pertanyaan yang di ajukan, Navilla.

"Oh hehe, yaudah nanti gue kirimin."

Vreya memutuskan sambungan teleponnya.

Di, aku gak sabar buat jenguk kamu, walau kamu gak bisa lihat aku, tapi aku bakalan sebisa mungkin nyoba ngomong sama kamu, ajak kamu ngobrol supaya kamu ingat sama suara aku ya.

Aku kangen banget sama kamu. Udah lama banget gak ketemu sama kamu Di, sekalinya ketemu, ngeliat kamu koma, terbaring lemah kayak gini rasanya aku mau banget ngegantiin kamu Di...

Sesampainya di rumah sakit, Vreya langsung segera menemukan ruangan yang sangatlah berbeda dari ruangan yang lain. Ruangan ini dijaga oleh hampir sekitar tiga orang, 2 perawat dan 1 lagi seperti satpam.

"Apa ini ruangan khusus pasien bernama Zaydio Histarya Charello?" tanya Vreya.

"Iya." jawab kedua perawat itu secara bersamaan.

"Apa saya boleh masuk?"

"Anda harus diperiksa terlebih dahulu sebelum masuk ruangan ini." jawab satpam itu.

"Apa aja yang harus di periksa?"

"Bukti kalau kamu itu punya hubungan deket sama Zaydio, mau itu keluarganya atau itu pacar atau teman dekatnya. Kamu harus tunjukin ke saya."

"Buktinya apaan pak? Dia bener kok pacarnya Dio, Dio juga teman dekat saya waktu SMA." jawab Syeila.

"Saya punya pak chatan sama Zaydio, pas saya pacaran sama dia. Hampir 4 tahun yang lalu." Vreya lalu menunjukkan chatannya dengan Dio.

Satpam dan perawat itu lalu mengizinkan Vreya masuk ke dalam ruangan tempat Dio dinyatakan koma.

"Kamu hanya boleh masuk sendiri ya, jangan sengaja ataupun tidak sengaja ngenain alat-alat yang di pakai di tubuh Dio. Kalau kena, nanti pacar kamu bisa meninggal." ucap satpam itu.

"Oke pak."

Pintu di buka dan perlahan Vreya masuk, hati Vreya berkecamuk. Vreya menahan tangisnya, sungguh dirinya merindukan Dio. Sampai di brankar tempat Dio tertidur lama karena koma, tangis Vreya tidak dapat di tahan lagi. Vreya terus menangis karena tidak bisa mengucapkan kata-kata saat melihat Dio terbaring lemah dengan penuh alat-alat dokter di tubuhnya.

Separah ini kamu, Di. Batin Vreya

"Di, kamu tau gak, aku kangen banget sama kamu. Aku nyariin kamu kemana-mana ternyata kamu ada di sini, aju bingung kenapa aku gak bisa tau keadaan kamu Di. Maafin aku ya." Vreya mengelus telapak tangan Dio, yang kini kondisi Dio sangat memprihatinkan.

Orang yang dirinya cari-cari ini, ternyata sedang koma di rumah sakit ini. Hanya sedih yang Vreya rasakan.

"Aku kangen banget foto bareng kamu, kangen jalan-jalan ke pantai bareng kamu, sekarang kata orang-orang, kita kayak relationship goals banget tau. Sebelum ada Syara."

Vreya mengeluarkan air matanya.

"Di, aku kangen sama kamuu. Aku pengen peluk erat kamu, tapi aku takut nanti ada alat yang lepas dari tubuh kamu dan yang paling aku takutin adalah kamu meninggal. Aku takut banget kalau kamu meninggal, Di. Ayo dong Di, buka mata kamu. Aku di sini, aku, Vreya Geyozya Princella, pacar kamu yang abis dari Irlandia ada di sini, Di."

PERDIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang