2

1.7K 174 4
                                    

.
.
.
.

"Jen, Jaem, bangun!"

"JENO! JAEMIN!"

"Apa sih Haechan?! Ganggu orang tidur aja Lo bangsat."

Haechan mendengus tak terima, ia meregangkan otot-otot tangannya hendak berdiri. Mengabaikan Jeno yang menggerutu tak jelas karna terbangun dari tidur nyenyak nya.

"Enak aja ngatain pangeran Inggris bangsat! Harusnya sih Lo berterima kasih sama gue."

"Berterima kasih mata Lo! Gara-gara Lo tidur gue jadi ke ganggu."

"Ck, perhatiin sekeliling!" Titah Haechan dengan nada yang terdengar jengkel.

Jeno mengernyit bingung. ia memperhatikan sekelilingnya, lalu menatap Haechan dengan wajah yang menurut Haechan
' blo'on ' itu.

"Apa?"

"Lo gak ngerasa apa-apa gitu?"

Jeno kembali memperhatikan sekelilingnya, lalu kembali menggeleng. "Apa sih?"

Haechan terdiam, lalu menghela napasnya panjang. "KITA KETIDURAN DI HALAMAN BELAKANG BODOH." Teriaknya nyaring.

Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menunduk malu, menyadari kebodohannya.

"Oh ya? Hehe."

"Nyengir lagi si guguk."

"Santai aja Chan, masih jam 5 sore ini." Kata Jeno.

"Iya, Lo santai karna udah biasa pulang sekolah di atas jam 8 kan?" Ucap Haechan dengan bibir yang di tekuk sebal.

Jeno mengangguk, menepuk dadanya bangga. "Oh iya dong, Kan OSIS."

"Terus gue gimana Jenong?! Harusnya jam 4 tadi gue pergi kerja." Balas Haechan panik.

"Sehari gak kerja gak pa-pa dong Echan?"

"Lo pikir gue bosnya hah?"

"Serah lo. Ini kembaran gue yang tampan paripurna kenapa gak bangun-bangun dah? Perasaan dia sensitif banget kalau ngedenger suara pas tidur." Ucap Jeno heran.

"Tau, kecapean kali."

"Bisa jadi, btw si Jaemin pas tidur imut banget deh Chan. Pantes si Renjun rela jadi budak setianya dari SMP."

"Kemana aja Lo? Dari dulu juga si Jaemin kalau tidur emang agak-agak imut." Balas Haechan, memukul kepala Jeno gemas.

"Lo kalau mau mukul biasa aja bisa gak setan?"

"Kalau pelan namanya nepuk. Bego bang__ OH IYA RENJUN"

"Apa? Kenapa si Renjun?"

Haechan merenggut di tempatnya berdiri. Tepat setelah itu, Jeno berteriak kaget akibat Haechan yang menggunjang-ganjingkan pundaknya dengan brutal.

Dengan keadaan linglung, Jeno mendorong Haechan kuat, membuat temannya itu jatuh terduduk di atas rerumputan dengan keras.

"Gue salah apa sih?" Teriak Jeno tak terima. Ia membenarkan kerah seragamnya yang acak-acakan akibat ulah Haechan. Tak lupa, matanya yang sipit menatap Haechan dengan tajam.

"Lo gak sadar Renjun gak ada?" Balas Haechan berteriak.

Jeno mengendik. "Terus?"

"Jen! sebenernya yang peringkat satu seangkatan itu Lo atau gue sih? Heran, otak udang kok juara satu." Cibir Haechan.

Dimensial Game (Nct Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang