17

550 84 7
                                    

.
.
.
.
.

"Chan, Jun. Sumpah ya, buku tebel yang warna biru tua itu banyak. Kalian serius aja dong! Masa kita harus telusuri satu-persatu rak disini sih?"

"Jangan protes gitu lah San. Lagian Lo baru nyelesain lima rak doang kan? Masa gitu doang udah nyerah? Cemen." Kata Renjun berniat meledek.

"Gak gitu!" Balas Sanha tak terima.

Ia mengambil salah satu buku secara acak dan melemparkannya dengan keras pada Renjun. Namun entah beruntung atau gimana, itu buku malah kena Haechan yang gak sengaja lewat depan Renjun.

"SANHA AN TO THE JING ANJING! BERANI LO SAMA GUE, HAH?!" Kesal Haechan sembari melemparkan beberapa buku untuk membalas perbuatan Sanha.

"Gak sengaja Chan, sumpah. Tadinya mau gue lempar ke Renjun, tapi malah kena sama Lo." Ucap Sanha yang kini bersembunyi dibalik meja.

Renjun tertawa bahagia, Ia suka keributan. "Lagian salah Lo sih Chan, kita lagi berantem malah lewat, kena kan Lo!"

Haechan mendesis kesal. "Gue cuman mau ngambil bangku doang anjir. Gini amat hidup gue ya tuhan."

"Pendek sih. Makanya, tumbuh tuh ke atas, bukan ke samping." Ledek Sanha tertawa puas.

Renjun membulatkan matanya tak terima. Haechan yang diledek, kenapa dia yang gak terima coba? Sanha tuh emang gak ada kapok-kapok nya ya jadi manusia.

"Ngajak ribut banget Lo San!!!"

Haechan memijat pelipisnya pusing. Sumpah ya, Sanha sama Renjun itu kayaknya bakal gatel-gatel kalau gak berantem sehari aja. Sanha si pemancing keributan ditambah Renjun si emosian.

Kurang sial apalagi hidup Haechan coba? Ini juga, tumben banget Haechan waras. Biasanya kalau ada yang ribut gini dia paling semangat pengen ikutan.

"Iya deh yang paling tinggi mah. Tapi, kalau Lo emang setinggi itu, ambilin buku yang itu gih, yang paling atas." Titah Haechan sembari menunjuk rak buku di jajaran pertama.

"Yang mana?" Tanya Sanha bingung.

Haechan menghentakkan kakinya kesal. "Yang itu San! Buku warna biru tua yang di tengah, jajaran pertama di paling atas." Tunjuknya gemas.

"Oh, yang itu? Bentar-bentar, biar gue ambil."

Sanha berdecak saat sudah berdiri di depan rak itu. Ternyata rak ini lebih tinggi dari dugaan Sanha.

"Chan, sini! Pegangin punggung gue, gue mau manjat." Ujar Sanha dengan sebelah kaki yang sudah ia naikkan ke rak jajaran kedua dari bawah.

"Udah belum?" Tanya Haechan kesusahan menahan beban tubuh Sanha yang bongsor.

"Bentar." Ujar Sanha sembari berusaha menarik buku yang dimaksud Haechan.

"Bukunya gak bisa diambil Chan!" katanya.

"Coba Lo tarik bukunya agak kebawah." Usul Renjun yang asik bersender di rak sebelah.

"Oh, oke-oke."

Sanha kemudian menarik buku itu sedikit kebawah sesuai arahan dari Renjun. Dan benar saja, buku itu berhasil tertarik keluar tanpa menggunakan tenaga seperti tadi.

Krekk

"Apaan tuh?" Tanya Haechan.

"Suaranya dari belakang Renjun gak sih?" Ucap Sanha ragu.

"Jangan nakutin dong!!" Kata Renjun sembari bergegas menjauhi rak yang tadi ia jadikan sebagai sandaran.

Sanha dan Haechan mendekati rak buku itu secara bersamaan. Mereka berdua mendorong rak itu namun nihil, rak itu tak bergeser sama sekali.

Dimensial Game (Nct Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang