19

537 82 19
                                    

.
.
.
.
.

Renjun tidak tahu kesalahan apa yang dibuatnya di masa lalu sampai-sampai hidupnya yang sekarang benar-benar teramat sial.

Ia dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan dirinya dari dekapan Sanha yang rasanya akan meremukkan badannya saat ini juga. Belum lagi dengan tenaga Haechan yang menekan kepalanya karna alasan yang menurut Renjun benar-benar sangat konyol.

"LEPASIN GUE ANJIR!!! MA! MAMA! BIBIR SUCI RENJUN BENTAR LAGI AKAN TERNODAI MAA!!"

"Jun, please! Ini juga demi kebaikan Jeno." Kata Haechan serius.

"Gak gini juga San, Chan! Lepasin gue please!!" Ucap Renjun memohon.

"Tinggal cium doang apa susahnya sih?" Heran Sanha.

Renjun menggeleng keras. "Lo pikir gue gay? Gak! Gue gak mau! Lagian kenapa harus gue yang nyium dia coba? Najis banget bangsat! dia bau nyong-nyong." Elak nya.

"Cuman Lo satu-satunya harapan kita Jun!" Kata Haechan yang memang benar adanya.

Kalian masih ingat perkataan Jaemin di chapter 8 bukan?

Jaemin bilang, saat Jeno dan Haechan melihat sesuatu yang tak seharusnya di lihat, Jaemin mengatakan bahwa Haechan masih mempunyai harapan untuk sadar.

Sedangkan Jeno tidak. Dan satu-satunya harapan untuk membuat Jeno sadar kembali hanyalah Renjun. Tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya supaya Renjun bisa membuat Jeno sadar kembali.

Dan dengan kerandoman nya, Sanha tiba-tiba teringat akan dongeng putri tidur yang sewaktu kecil sering ia dengar.

Ia, ide kreatif ini dari Sanha. Dan tentu saja Renjun menolaknya mentah-mentah. Mereka pikir Renjun gila apa? Masa dia harus nyium Jeno kayak dongeng yang di dengar Sanha coba?

"Sekali doang Jun!" Kata Sanha Keukeh.

"Lepasin dulu! Iya, iya, gue bakal buat Jeno bangun lagi. Tapi gak gini caranya!!" Kesal Renjun.

"Terus gimana?" Tanya Sanha frustasi.

"G-gue bakal gunain kemampuan gue." Ucap Renjun yang membuat Sanha dan Haechan mengernyit bingung.

"Teleportasi?" Heran Haechan bertanya.

"Bukan!" Balas Renjun kesal. "Gue punya kemampuan lain selain teleportasi."

"Apaan?" Tanya Sanha dan Haechan kompak.

Renjun tak mengindahkan keduanya. Ia memilih untuk fokus supaya pikirannya bisa kosong sehingga memudahkan dia menggunakan kemampuannya.

Renjun meletakkan tangannya di dada Jeno. Kulit Renjun yang semula putih pucat kini perlahan-lahan memerah dengan darah yang terlihat mengalir dari nadi Renjun dan terserap oleh kulit Jeno.

Perlahan-lahan, seluruh luka di tubuh Jeno mulai menghilang tanpa jejak.
Mata yang semula terpejam itu mulai membuka matanya secara perlahan.

"JEN!!" Pekik Haechan senang.

Ia dengan semangat berlari menghampiri Jeno dan memeluk temannya itu erat.

"Lo sekarang baik-baik aja kan?" Tanya nya khawatir.

Jeno mengangguk. "Malah gue kayak ngerasa lebih sehat dan lebih kuat daripada sebelumnya." Jawabnya sedikit heran.

"Itu karna gue ngasih sebagian energi gue buat Lo." Celetuk Renjun yang terlihat lemas.

"Mungkin kemampuan gue yang satu ini bisa dibilang healer? Gue bisa nyembuhin luka sama ngebangunin orang yang gak sadar. Tapi buat ngelakuin nya itu sama sekali gak mudah. Gue harus ngasih setengah energi gue yang disalurin lewat darah." Jelas Renjun yang melihat wajah kebingungan dari teman-temannya.

Dimensial Game (Nct Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang