.
.
.
.
.Jaemin menoleh kesana-kemari mencari suara yang terus memanggilnya sedari tadi. Suaranya ada, kok orangnya gak ada? Kan Jaemin suudzhon kalau itu suara setan yang ngejar dia tadi.
"Lo siapa woi?!" Teriak Jaemin yang masih celingak-celinguk.
"Dengan Haechan disini." Jawab suara itu.
Jaemin mendengus saat mengetahui suara milik siapa itu. Pantes suaranya agak tengil. Suara Haechan toh.
"Lo dimana Chan?" Teriak Jaemin.
"Lo dongak deh! Gue di lantai tiga."
Jaemin mendongak. Dan benar saja, kini ia bisa melihat Haechan yang melambai-lambai kan tangannya usil. Disusul oleh Soobin dan Sanha yang gak tau kenapa malah bikin love gede pake tangan.
"Buset! Suaranya bisa kedengeran keras gitu ya?, Padahal kan dia teriak dari lantai tiga." Gumam Jaemin menggelengkan kepalanya. Untung Jaemin udah temenan lama sama Haechan, jadi gak heran kalau denger suara Haechan yang Sekeras toa itu.
"Ngapain buset?!"
"Nyari Lo sama Renjun. Kirain kalian bakal lari kesini."
Itu mereka ngomong masih saling teriak btw.
Jaemin mengangguk mengerti. "Tadi Renjun naik ke lantai dua. Kalian bertiga tunggu disitu, biar gue yang nyusul Renjun."
"Ok. Eh, tunggu bentar Jaem!" Haechan kembali berteriak keras. Bahkan lebih keras dari tadi.
"Apa lagi?" Tanya Jaemin jengah.
"Ruang guru ada di lantai dua kan ya?" Tanya Haechan.
Jaemin mengangguk bingung. "Ya iya lah bego. Lo amnesia apa gimana?"
"Nanya doang sih."
Jaemin mengangguk mengiyakan. Lama-lama sebel juga ngomong sama Haechan.
Daripada berlama-lama disana. Jaemin memilih untuk kembali masuk ke dalam gedung sekolah. Ia berjalan dengan waspada. Jaemin hanya takut kalau hantu yang menyerupai Jeno akan kembali datang dan menemukannya.
"Renjun." Panggil Jaemin pelan sembari membuka satu persatu pintu setiap kelas yang berada di lantai dua.
Ia berharap Renjun akan mendengarnya dan menyahutinya.
Jaemin kini berdiri di depan pintu kelas 11 C. Kelas itu terletak di ujung koridor dekat tangga. Jaemin ingin membukanya tapi pintunya malah terkunci.
"Jun, Lo di dalem?" Ujar Jaemin mengintip di sela-sela jendela.
Jaemin berpikir mungkin Renjun memang ada di dalam. Pintunya saja terkunci. Mungkin Renjun sedang bersembunyi di dalam kan?
"Pintunya gue dobrak ya Jun?" Tanya Jaemin berteriak. Namun tetap tak ada jawaban.
Perasaan Jaemin udah gak enak. Dia takut terjadi sesuatu sama Renjun di dalam sana.
Brakk
Brakk
Dengan dua kali dobrakan, pintu pun berhasil terbuka. Kecil-kecil gini sebenernya Jaemin itu kuat.
Jaemin dengan langkah perlahan memasuki kelas yang terlihat sedikit berantakan itu. "Jun? Lo disini kan?"
"Jun?" Panggil Jaemin masih dengan suara pelan.
Jaemin semakin memperlambat langkahnya saat melihat sesuatu yang aneh di atas lantai. Ia berjongkok, lalu dengan ragu mengulurkan tangannya untuk menyentuh genangan lendir? Berwarna coklat yang berceceran dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensial Game (Nct Dream 00L)
Terror"dimensial game! Game yang dapat bunuh ratusan orang dalam 1 bulan"