29

565 79 11
                                    

.
.
.
.
.

"Disini gak ada cahaya, mereka berani datang karena gak ada cahaya!"ujar Chenle _orang yang berada di samping Haechan.

"Semua area di penuhi klan Dokkalvar." Balas Haechan khawatir.

Ia khawatir, Mereka hanya ingin pulang, sesederhana itu keinginan mereka. Namun melihat pasukan lawan, mereka semua benar-benar tak ada harapan, bahkan bermimpi untuk pulang saja sepertinya mustahil.

"Lawan mereka!"

Haechan menoleh, merasa heran dengan ucapan Chenle. "Gimana caranya? Jumlah kita bahkan gak lebih dari seratus orang!"

"Ada Lo Chan! Ada pedang Lo yang bisa ngalahin mereka semua!"

"Tapi tenaga gue gak cukup le." Kata Haechan menghela napasnya panjang.

"Ada gue, ada klan Elf dan para pemain lain yang bakal musnahin sisanya."

"Dan itu artinya korban jiwa di pihak kita akan terus bertambah kan?"

Chenle mengangguk pelan, ia tahu, tapi jika tidak seperti itu, mereka tidak akan bisa mempunyai celah untuk menang.

"Setidaknya ada yang selamat Chan, jika kita semua mati, setidaknya harus ada salah satu dari kita semua yang bisa pulang." Ucap Chenle meyakinkan anak itu.

Mendengar ucapan Chenle, Haechan menunduk, Chenle benar, bahkan jika korban jiwa akan terus bertambah, setidaknya mereka harus memenangkan perang ini, walaupun hanya satu orang yang bisa selamat. Maka dengan begitu perjuangan mereka setidaknya tidak akan sia-sia.

Kemudian ia berpikir cukup lama, butuh keputusan dan persiapan yang matang untuk pergi kesana.

"Bawa gue ke tengah-tengah area, Lo liat area di depan sana? Disana kosong, bawa gue kesana." Tunjuk Haechan.

"Lo punya rencana?"

"Ya, gue bakal gunain teknik kedua dari pedang ini, origin flash." Ucap Haechan yakin.

Chenle mengangguk mengiyakan, ia kemudian mengeluarkan sebuah kompas antik unik yang cantik. Ia membuka nya, lalu melemparkan Kompas itu ke bawah.

Tanpa lama-lama, ia menggenggam lengan Haechan erat, membawanya melompat ke dalam kompas hingga menghilang di balik cahaya.

"Di sebelah Utara adalah tempat dimana Draka memimpin pasukan, Lo musnahin Dokkalvar di sebelah Utara lalu lari secepatnya."

Haechan mengangguk mengerti, ia menggenggam erat pedangnya lalu menarik Chenle untuk berlindung di belakangnya. "Tetap di belakang gue."

Chenle menepuk pundak Haechan pelan, "Inget, untuk teknik ini, semakin dalam tarikan napas Lo, maka semakin kuat tenaga pedang ini. Dan jangkauan nya akan lebih jauh sehingga akan semakin banyak klan Dokkalvar yang bisa Lo musnahin."

Haechan dengan tenang menarik napasnya selama mungkin. wajahnya memerah, kakinya bergetar, hingga giginya menggertak.

"Chan, udah!" Teriak Chenle khawatir.

"Chan, Lo bisa mati!" Lanjutnya lebih keras.

Haechan mengangguk, ia meluruskan pedang nya, menghembuskan napasnya perlahan-lahan dan menebaskan nya dengan sekali tebasan.

Berhasil, walaupun tebasan nya belum sempurna, tapi dengan teknik yang bahkan bisa menembus tornado ini tebasan lemah seperti itu pun bisa menjadi sangat kuat.

Setengah dari pasukan Dokkalvar di bagian Utara sudah musnah. Beberapa dari mereka ada yang terlempar bahkan terbakar habis tak tersisa.

"Le, jaga semua pasukan yang ngelawan klan Dokkalvar. Sebisa mungkin lo usahain supaya korban jiwa gak bertambah." Titip Haechan lalu berlari secepat yang ia bisa.

Dimensial Game (Nct Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang