.
.
.
.
.Sekarang mereka bertujuh udah stand by di lapangan basket. Setelah aksi saling salah-menyalah kan di perjalanan ke lapangan basket tadi, Jaemin akhirnya nyerah karna dia ngerasa bertanggung jawab sendiri.
Karna kata Jaemin file kuning itu dia lempar ke tumpukan bola basket, otomatis Haechan dkk pun nyari file itu di sekitaran sana. Tapi anehnya, mereka gak Nemu file itu sama sekali.
Dan dengan random nya, setelah beberapa saat mereka nyari, Sanha tiba-tiba teriak keras kalau dia ngeliat file itu di atas pohon.
Iya, pohon. Dan Jaemin harus ngambil file itu dengan cara manjat sebagai bentuk dari rasa tanggung jawab.
"Dikit lagi Jaem, dikit lagi tangan Lo nyampe! Tinggal geser dikit ke depan." Teriak Sanha dengan Renjun dan Haechan yang tiba-tiba cosplay jadi cheer leaders.
"Hati-hati, dahan pohonnya tipis!" Seru Jeno berteriak khawatir.
Tapi kelakuannya gak sesuai dengan perasaannya. Perasaannya sih jelas khawatir, tapi tingkahnya kayak gak peduli sama sekali dan malah duduk santai sambil nyomotin roti yang lagi Soobin makan.
"Tenang, gue gak berat kok." Balas Jaemin dengan file kuning yang sudah berada di tangannya.
"Ini gue gimana cara turunnya?!" Pekik Jaemin.
"Loncat! Nanti biar Haechan yang tangkap dari bawah." Kata Renjun mendorong punggung temannya itu.
"Yaudah lah, gak papa. Ayo Jaem turun! Gue penasaran sama isi file itu." Kata Haechan dengan tangan yang ia rentangkan di bawah pohon.
Jaemin mengangguk, ia dengan segera meloncat dari atas pohon sembari menutup matanya erat. Namun bukannya menangkap Jaemin, Haechan dengan santainya malah bergeser 2 langkah ke kanan sehingga membuat Jaemin terjatuh dengan keras di atas rumput.
"Sakit gak Jaem?" Tanya Haechan.
"Gitu aja Lo masih nanya?" Balas Jaemin sewot.
Haechan tertawa pelan. "Hehe, soalnya gue ngeri pas liat Lo loncat ke bawah. Kalau Lo jatuh di atas gue kan ngeri Jaem. Nanti kalau tulang gue patah gimana? "
"Bodo Chan, bodo." Kata Jaemin mendelik sinis.
"Nih, Jen." Ucapnya sembari memberikan file berwarna kuning itu ke tangan Jeno.
"Emang isinya apa kak?" Tanya Ji-Sung.
"Gue juga gak tau Ji." Balas Jeno sembari membalikkan satu-persatu halaman di dalam file itu.
"Baca dong Jen!" Gemas Jaemin.
Jeno menutup file itu kembali. Ia memandang satu persatu temannya dengan tatapan polos. "Tapi isinya pake bahasa Inggris."
Saat itu juga, tepat setelah Jeno menyelesaikan perkataannya, mereka yang awalnya berkerumun karna penasaran langsung bubar seketika.
"Biar Ji-Sung aja yang baca! Ji-Sung bisa bahasa Inggris kok." Celetuk Ji-Sung yang langsung membuat mereka putar balik mengerumuni Ji-Sung.
"Coba Ji baca!" Titah Soobin.
Ji-Sung membaca isi file itu selama beberapa menit. Setelah selesai, ia langsung menutupnya dan kembali memberikan file nya kepada Jeno.
"Intinya aja Sung!" Ujar Renjun sebelum Ji-Sung hendak membuka mulutnya.
"Intinya, game ini tuh dibuat sama seorang iblis yang namanya Draka. Dia sering disebut raja. Si iblis ini nyiptain game ini buat ngumpulin orang-orang berkemampuan tinggi supaya bisa dia tumbalin di malam bulan purnama merah.
Bulan purnama merah ini bisa nyerap energi manusia yang ditumbalin di dimensi ini sehingga ngebuat si iblis ini jadi hidup abadi dan bertambah kuat. Dan setiap malam bulan purnama merah, si iblis ngebutuhin 113 orang mati dan 13 orang hidup supaya dia bisa jadi abadi."
"Berarti mayat yang kita liat di bawah tanah itu mayat yang bakal dijadiin tumbal sama si iblis?" Tanya Sanha.
"Tapi gue yakin, mayat yang ada dibawah tanah itu ada lebih dari 113. Mungkin ada sekitar 500 bahkan lebih." Sela Haechan yang melihat mayat itu secara langsung.
Jeno berdehem. "Mungkin si iblis ketagihan? Makanya dia kalap masukin banyak manusia ke dimensi ini." Katanya yang langsung di gaplok sama Jaemin.
"Gak gitu juga bahasanya!" Kata Jaemin kesal.
"Ji-Sung gak tau kalau soal itu. Tapi di file ini katanya game ini cuman ada 50 tahun sekali. Dan ada ratusan orang yang dimasukin ke sini. Kalau yang mati dan kalah dalam game ini ya sekalian jadi tumbal. Terus yang bertahan sampai akhir bakal dibalikin ke dunia manusia. Dan katanya cuman 5 orang yang dibalikin."
"Tapi kalian sadar gak sih?" Tanya Renjun tiba-tiba.
"Apa?" Tanya Jaemin balik.
"Iblis itu butuh 13 manusia hidup buat dijadiin tumbal. Dan di ruang bawah tanah ada 13 orang yang dipasung dalam keadaan masih hidup." Kata Renjun.
"Jadi secara gak langsung Jeno udah jadi salah satu tumbal itu? Gitu, maksud Lo?" Tanya Haechan yang dibalas anggukan oleh Renjun.
"Berarti dimana pun kak Jeno berada, kalau kak Jeno masih ada di dimensi ini dia tetep bakal jadi tumbal gitu?" Heran Soobin.
"Mungkin kak Jeno ngeliat Luna!" Pekik Ji-Sung yang mengalihkan perhatian mereka.
"Luna?"
"Di dalam file ini ada satu makhluk yang namanya Luna. Nah, si Luna ini katanya makhluk yang ngumpulin 13 tumbal manusia hidup. Dan si Luna ini ngehipnotis orang yang ngeliat matanya supaya dia gak sadarkan diri." Jelas Ji-Sung.
Haechan melongo dengan mata membulat mendengar penjelasan Ji-Sung. "Berarti makhluk yang gue sama Jeno liat waktu itu Luna dong?"
Jaemin mengangguk ragu. "Dan kalau Lo gak bangun waktu itu, kayaknya Lo juga bakal jadi salah satu dari 13 tumbal itu."
"Dan sebenernya kita masih bisa ngebangunin Jeno waktu itu. Tapi kita malah lari waktu ngeliat ular gede." Ujar Haechan.
"Maaf Jen, seandainya aja gue gak lari waktu itu pasti Lo gak akan jadi tumbal." Kata Jaemin yang diangguki oleh Haechan.
"Gak papa, gue ngerti." Balas Jeno dengan senyum nya.
"Ular itu pasti yang bawa Jeno dan ngebuat Jeno beneran gak bisa dibangunin lagi kecuali sama Renjun yang bisa healing." Ucap Sanha setelah beberapa saat terdiam.
Jeno mengangguk. "Malam bulan purnama nya kapan Ji?" Tanya nya.
"Tiga hari setelah kedatangan sang raja."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensial Game (Nct Dream 00L)
Horor"dimensial game! Game yang dapat bunuh ratusan orang dalam 1 bulan"