.
.
.
.
.Haechan dilanda kebingungan sekarang. Ia harus menunggu Jaemin datang atau mengikuti Renjun mencari Jeno?
Loh, ada Renjun?
Iya, Haechan sama Renjun gak sengaja ketemu tadi. Pas banget, baru aja dia selesai ngomong sambil teriak-teriakan sama Jaemin. Eh, Renjun tiba-tiba muncul naik ke lantai tiga. Tempatnya Langsung papasan sama Tempat dia dan dua kembar ngeliat Jaemin di lapangan basket.
Sebenernya dia juga bingung, kenapa si Renjun panik banget nyuruh cepet-cepet nemuin Jeno. Dia sih gak masalah, kan itu emang alasan dia pergi kesini.
Cuman Haechan kasian sama Jaemin. Masa tu anak udah capek-capek nyari Renjun, tapi Renjun nya malah udah ada Sama dia.
"Ayo Chan! Kita harus nyari Jeno! Gue tau dia di sekap dimana."
"Jaemin gimana Jun? Masa kita tinggalin dia sendiri?"
"Biar Soobin aja yang tungguin kak Jaemin. Kalian bertiga langsung cari kak Jeno aja!" Usul Soobin.
Sanha menggeleng. "Emangnya Lo berani sendirian disini?"
"Berani kak. Lagian kan Soobin punya jimat dari kakek." Balas Soobin sembari memperlihatkan jimat berupa kalung yang melingkar indah di lehernya.
"Entar kalau udah ketemu sama Jaemin langsung nyusul ya?" Titah Sanha yang langsung diangguki oleh Soobin.
Renjun menepuk bahu Soobin pelan. "Hati-hati ya Bin, pokoknya Lo harus selalu waspada."
Setelah Renjun, Haechan dan Sanha sudah pergi. Soobin kini bingung ingin melakukan apa. Dipikir-pikir, bosen juga nunggu Jaemin sendirian.
"Ke toilet bentar gak pa-pa kan ya? Soobin udah kebelet banget dari kemarin gak pipis-pipis." Gumam Soobin bertanya pada dirinya sendiri.
"Lo tau sesuatu kan Jun?" Tanya Haechan dengan tatapan menyelidik.
Renjun mengangguk meng-iyakan. Ia merogoh saku celana sebelah kanannya, lalu ia tampak mengambil gulungan kertas yang sudah usang namun tetap kuat.
"Gue nemu peta." Ujar Renjun membuka gulungan kertas kecil itu.
Sanha mendekat dan mengambil gulungan Peta itu dari tangan Renjun. "Peta?" Tanya nya.
"Tadi gue dikejar-kejar sama hantu yang mirip sama Jeno. Gue sempet sembunyi di kolong kasur yang ada di UKS. Terus pas mau keluar gue gak sengaja nyenggol kertas yang ternyata peta ini." Jelas Renjun.
"Ini denah sekolah kita kan?" Tanya Haechan menunjuk peta itu. Dan memang, itu benar-benar mirip dengan gambaran jalan dan ruangan di sekolah mereka.
Renjun kembali mengangguk. Ia melihat peta itu lebih jelas dan menunjuk sesuatu yang menurutnya adalah lokasi tempat Jeno berada.
"Peta ini nunjukin beberapa jalan rahasia yang akan bawa kita ke ruangan bawah tanah. Dan ruang bawah tanah itu tepat ada di bawah aula utama sekolah kita."
"Terus kita mau ambil jalan yang ini?" Tanya Sanha menunjuk salah satu jalan yang akan membawa mereka ke ruang bawah tanah.
"Iya. Jalan yang ini pintunya pasti ada di perpustakaan."
"Yaudah, kalau gitu kita langsung aja ke perpus." Ucap Haechan semangat.
Renjun mendelik, ia dengan kesal memukul kepala temannya pelan. "Ini juga kita lagi jalan ke arah perpus bego!"
"Namanya juga gak tau, Ke perpus aja gue gak pernah. Lagian kan kelas gue ada di lantai dua, bukan lantai tiga." Bela Haechan yang tak terima di dzholimi oleh kokoh kw itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensial Game (Nct Dream 00L)
Horror"dimensial game! Game yang dapat bunuh ratusan orang dalam 1 bulan"