24

445 70 16
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Goblin."

Detik itu juga Soobin dan Sanha nyaris tak bisa berkata-kata setelah mendengarnya. Jadi selama ini Haechan bukan manusia?

"P-pantes aja punya pedang, Goblin toh." Gumam Soobin pelan.

"Gue kira yang begituan cuman ada di film doang Chan." Ucap Sanha masih dalam keterkejutan nya.

Haechan tersenyum miring. "Yo'i, keren kan gue?" Tanyanya sembari memainkan kedua alisnya bangga.

"Banget!" Balas Sanha mengacungkan jempol.

Soobin dan Sanha tak henti-hentinya kagum akan aksi tadi. Apalagi sedari tadi pandangan mereka tak henti berfokus pada pedang yang Haechan bawa.

Sementara itu, Haechan memilih memalingkan wajahnya, berusaha menahan tawa melihat wajah lucu teman-teman nya yang menurut ia sangat kiyut itu.

"Gila, kalian percaya sama omongan gue?" Haechan angkat bicara dengan nada tak jelas akibat dibarengi dengan gelakan tawa.

"Kenapa enggak?" Tanya Soobin bingung.

Haechan menggeleng, mempercepat langkah kakinya mendahului dua saudara itu.

"Chan? Yang bener aja? Lo boong ya?!!" Tuduh Sanha kesal. Ia mengejar langkah kaki Haechan yang terbilang cukup cepat.

"Cuman bercanda San! Gak boong gue." Kilah Haechan masih dengan senyum jenaka nya.

Sanha mendengus sebal. "Sialan Lo! Gue kira beneran anjir!"

"Kak Haechan nyebelin nya tingkat kuadrat, Soobin kira beneran." Keluh Soobin ikut kesal. "Terus kalau bukan Goblin kak Haechan apaan?"

"Bukan apa-apa, gue cuman manusia biasa. Pedang ini tiba-tiba ada di samping gue, terus pas dilihat ternyata ada ukiran nama gue di pedang ini, makanya gue ambil buat nolongin kalian."

"Kenapa gak bilang dari awal si?!" Sebal Sanha.

"I'm sorry but gue pikir ngejailin kalian tuh bakal seru." Jelas Haechan dengan watados.












Sejak diberitahu bahwa perkara Goblin itu hanya candaan, Sanha kini tak henti-hentinya mendumel bercerita pada yang lainya selama hampir 4 jam lamanya.

Jaemin, Jeno, dan Renjun hanya bisa tertawa karena itu memang sudah sifat bawaan Haechan sejak dulu. Kalau kata Renjun mah, 'Haechan tuh bego nya alami' mau sejail apapun tingkahnya itu tuh udah gak bisa diganggu gugat, udah kodrat dari lahir.

Btw, mereka semua sekarang sudah berganti pakaian. Haechan, Sanha dan Soobin tadi sempat mengacak-acak loker untuk mencari baju olahraga. Untungnya mereka menemukannya, jadi mereka bertujuh bisa mengganti pakaian ke yang lebih bersih dari sebelumnya.

"Udah lah San, kek nya dendam banget Lo sama gue!" Keluh Haechan.

Sanha menoleh geram. "Gimana gak dendam? Orang gue udah di boongin!"

"Maklumin aja, Haechan emang agak gila orang nya." Ujar Renjun yang dibalas tatapan tajam dari Haechan.

"Btw, daripada ngomongin Haechan yang gak bakal ada abisnya, mending sekarang kita pikirin gimana cara nya supaya kita bisa ngalahin iblis itu." Celetuk Jaemin menyela yang disetujui Ji-Sung.

Jeno mengangguk. "Itu lebih baik, soalnya kita udah istirahat sekitar 5 jam, dan itu artinya waktu yang tersisa ke gerhana itu cuman 24 jam lagi. Tepat satu hari lagi dari sekarang."

"Lo yakin kita bisa ngelawan iblis itu? Dengan keadaan kita yang kayak gini?" Tanya Ji-Sung khawatir.

"Kita gak boleh nyerah Ji, lagian 5 jam itu waktu yang cukup buat mulihin energi gue. Keadaan gue sekarang juga udah kayak biasa kok." Ucap Renjun.

Dimensial Game (Nct Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang