28

467 77 12
                                    

.
.
.
.
.
.

Sorak Sorai terus bersahutan di seluruh penjuru, satu persatu pasukan mulai berkurang seiringnya waktu.

Beberapa dari mereka ada yang terluka dan bahkan gugur di tengah pertarungan.

Haechan yang saat ini memimpin dibuat kelabakan akibat berkurangnya pasukan di pihak mereka. Di tambah, pasukan lawan malah berdatangan semakin banyak.

Mulai dari satyr, ular, bahkan para penyihir yang entah bagaimana bisa memihak pasukan lawan.

"CHAN!! PASUKAN 5 BERKURANG PESAT!" Teriak Sanha dari seberang.

"Kenapa bisa?" Tanya Haechan, seharusnya zombie yang pasukan 5 hadapi sudah habis tak tersisa. Tapi kenapa pasukan 5 tetap berkurang?

"Mereka bantu pasukan 3 buat lawan Troll, banyak dari mereka yang tangannya patah karena maksain diri." Balas Sanha panik.

"Bawa mereka semua yang terluka ke base! Lo sama pasukan dua yang lain bantuin mereka tanpa tersisa!" Tegas Haechan.

Sanha menggeleng, ia menatap netra Haechan dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenapa?" Tanya Haechan saat tak mendapatkan respon.

"Pasukan medis kehabisan obat-obatan, orang-orang yang terluka banyak yang meninggal karena kurang nya bahan medis." Sahut Ji-Sung yang baru saja kembali dari base.

"Renjun pingsan, dia terpaksa ngegunain kemampuan healer dia ke puluhan orang. Butuh beberapa saat buat dia sadar lagi d-dan.." Ji-Sung terdiam, bibirnya terasa kelu dan berat untuk menyampaikan informasi selanjutnya.

"D-dan Hyunjin kehilangan kendali, dia di rantai di belakang bukit dengan beberapa vampir yang ngejagain dia." Lanjutnya.

Haechan menggigit bibir bawahnya bimbang, keadaan mulai berubah menjadi sangat sulit sekarang.

"Gimana para Ghoul?" Tanya nya pelan.

"Mereka baik-baik aja, sekarang lagi bantuin bangsa Elf buat lawan penyih..."

"CHAN!!"

Seseorang berteriak, membuat Ji-Sung mau tak mau menghentikan ucapannya. Itu Jaemin _ orang yang berteriak.

Haechan memusatkan atensinya pada Jaemin. Melihat Jaemin yang rela berlari dari base kesini saja sudah membuat Haechan yakin bahwa itu berita yang penting.

Apalagi keadaan tangan Jaemin yang di balut kain kasa kini terlihat sudah penuh dengan darah membuat Haechan semakin khawatir akan berita yang di sampaikan oleh anak itu.

Itu artinya Jaemin sempat bertarung sebelum sampai kesini. Padahal Haechan tahu, Jaemin beberapa saat yang lalu sempat berteriak heboh memikirkan keadaan tangannya. Tapi melihat wajah anak itu, sekarang Jaemin bahkan terlihat tak peduli sama sekali dengan lukanya.

"Chan! Pasukan lawan udah makin Deket ke base! Kalau sampai mereka berhasil nerobos base, orang-orang yang ada disana bakal gugur semua Chan! Disana ada Renjun!! Dia gak bakal bisa nyelamatin diri!" Teriak Jaemin menahan tangisnya.

"Gue kesini aja susah Chan! Mereka ada dimana-mana!! Mereka gak ada habisnya!" Lanjutnya berteriak marah.

"Chan! Sesuatu terjadi sama pasukan pemanah." Sela Ji-Sung saat tak sengaja mendapatkan sinyal dari Chenle.

"Apa lagi?!" Tanya Haechan frustasi. Beban menjadi pemimpin sangat lah berat, Haechan tak yakin ia bisa menahan semua beban ini sendirian.

Ji-Sung menghela napas berat, "Mereka kehabisan anak panah, semua pemanah udah sepakat buat turun dari atas dan sekarang lagi ngebantuin pasukan lain."

Dimensial Game (Nct Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang