"Ck, cepetan permintaan lo apa!" Raefal mendengus malas, melihat seringai pria tan di depannya membuat keinginan melempar helm ke wajah pria itu makin tinggi.
"Gue mau lo jadi pacar gue."
detik pertama...
detik ke dua...
detik ke tiga...
"Lo gila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>•<
Di sebuah labirin, dua sosok pria terkurung. Berusaha mencari celah untuk menemukan satu sama lain, tidak, mereka tidak memerlukan pintu keluar, kedua pria itu hanya butuh pertemuan.
Mereka tidak peduli jika terus terkurung dalam labirin rumit itu asal keduanya bisa bersatu.
Keduanya tidak pernah menyerah, hingga akhirnya mereka bertemu setelah perjuangan dan penantian yang lama, lama mencari satu sama lainnya, kedua mata pria itu menampilkan cahaya, pria yang lebih dominan menampilkan cahaya biru sangat tenang namun bergelora seperti lautan luas, pria yang satunya menampilkan cahaya keemasan yang sangat memabukkan.
Baru saja mereka ingin merengkuh tubuh masing-masing, tiba-tiba labirin itu berubah lagi sehingga memisahkan dua anak Adam yang baru saja bertemu setelah perjuangan panjang mereka.
Kedua pria itu sudah tau dan sangat tau, dengan pantang menyerah mereka kembali mencari jalan untuk bertemu tanpa peduli jalan keluar dari labirin itu, hingga mereka kembali bertemu, kedua anak Adam itu berlari ke arah yang berlawanan, berlari dengan cepat agar mereka segera bersatu, takut labirin kegelapan itu kembali memisahkan mereka, tapi seakan dunia tidak memihak labirin itu lagi lagi berubah dan terus berubah.
'Aku pasti menemukan mu Hans' 'Aku pasti menemukan mu Rey' Batin kedua pria terikat itu bersamaan.
***
Pria dengan piyama polos berwarna coklat susu itu terbangun dari tidurnya, seperti biasa keringat dingin mengucur dari pelipisnya menghiasi wajah yang pucat pasi.
Tangan kanannya meremas erat dada kirinya, rasa sakit yang entah apa penyebabnya itu menyiksanya, tiba-tiba saja ia merasa sangat sesak di dalam sana, tidak hanya itu tetesan air mata juga turun membasahi kedua pipi, bagun tidur kali ini adalah bagun terburuk nya.
Perasaannya bercampur aduk, mengapa tiba-tiba saja ia merasa sesak seperti ini? Lagi-lagi ia terbangun dengan kondisi berantakan dan seperti biasa mimpinya sudah menjadi buram, padahal ia yakin saat ia tertidur pasti kilasan mimpi itu sangat jelas, tapi setelah kedua matanya terbuka semua deretan mimpi itu sirna seketika.