4.5K 462 11
                                    

warn:
-1k+ word

selamat menikmati,






Di sinilah Tere berada, di depan kelas yang di atas pintunya tergantung papan bertuliskan XI IPA 1.

Kini Tere telah mendapatkan siapa dalang dari pembuat rumor yang berlindung di balik base sekolah. Betapa emosinya ia mengetahui bahwa pelaku nya adalah anak kelas sebelas yang baru-baru ini pindah, memang sih dari awal dia sudah memiliki firasat jika adik kelasnya itu tidak waras untuk seukuran manusia, alias otak nya tidak sempurna untuk menjadi manusia, mungkin jika ia menjadi binatang sangat sempurna.

"Eh lo di belakang yang mukanya kayak lonte, sini lo." Tanpa basa-basi Tere langsung masuk mencari, lalu memanggil si anak baru itu setelah kedua matanya telah menangkap sosok tersebut.

Semua siswa-siswi kelas itu memilih untuk menutup mulut mereka, tidak ingin bermasalah dengan kakel yang sepertinya sedang emosi di dekat pintu kelas mereka.

Sebenarnya Marsya sedikit takut tapi ia tetap berjalan menghampiri Tere yang memanggilnya.

"Ikut gue." Ucap tere terdengar begitu dingin.

Marsya gugup, ia ikuti langkah Tere yang entah akan membawanya kemana. Akhirnya mereka telah sampai di salah satu wc rusak, dengan santai Tere bersandar di dinding seperti menantikan sesuatu.

Tidak lama datanglah Lily yang diikuti oleh Raefal dibelakangnya. Jika kalian pikir Lily sedang menjemput Raefal maka kalian salah, karena kenyataannya Lily bukan menjemput Raefal tapi menjebaknya, bisa-bisanya Lily masuk kedalam kelas nya, dan meminta izin pada guru yang sedang mengajar untuk membawa Raefal keluar dengan alasan di bawah ada mama Raefal yang ingin memberikan sesuatu pada Raefal. Alih-alih bertemu dengan mamanya, Raefal malah berakhir di wc rusak.

"Ini ngapain?" Tanya Raefal yang belum mengerti dengan kondisi sekarang ini.

"Udah Fal, lo diam aja biar Tere dulu yang mulai." Lily berucap, lalu setelahnya Tere melayangkan masing-masing satu tamparan keras di kedua sisi pipi Marsya, membuat gadis itu terkejut mendapati serangan tiba-tiba, ia hanya bisa menatap Tere dengan perasaan bingung dan emosi yang menjadi satu.

"Kenapa lo liat gue?! Lo pikir gue ngga tau kelakuan lo?" Tere memberi jeda, guna untuk memberikan gadis sialan didepannya ini waktu merenungi kesalahannya.

"Lo yang kenapa tiba-tiba tampar gue." Jawab Marsya yang sepertinya masih tidak mengerti.

"Ohh ok, gue bakal bikin lo ingat." Tere berjalan mendekat menghimpit Marsya ke belakang hingga menyentuh tembok.

"Maksud lo nyebar berita murahan itu apa?! Ini akun lo kan? Udah berlindung di balik base, pake akun fake lagi lo. Kalau lo mau main-main sama gue kayaknya lo salah orang deh."

Marsya tertegun melihat ponsel Tere yang menampilkan hasil ss-an akun fake nya yang sedang mengirim chat ke akun base sekolah.

"Bagaimana bisa?" Gumam nya dalam hati heran.

"Ngaku anjing!" Bentak Tere menarik Marsya dari gumaman nya.

Jika sudah seperti ini tidak ada alasan untuk menghindar bukan?

"Iya gue yang buat, gue sengaja bikin rumor palsu tentang kalian, alasannya karena gue ngga suka lo semua dekat-dekat dengan Hardyan. Puas?" Ujar Marsya pada akhirnya.

"Ok. Lo udah rekam yang tadi kan Ly?" Tere melihat kearah Lily yang memberikan nya jempol dan memperlihatkan ponselnya yang sedang merekam.

Marsya panik, sialan dia dijebak.

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang