"Ck, cepetan permintaan lo apa!" Raefal mendengus malas, melihat seringai pria tan di depannya membuat keinginan melempar helm ke wajah pria itu makin tinggi.
"Gue mau lo jadi pacar gue."
detik pertama...
detik ke dua...
detik ke tiga...
"Lo gila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>•<
SMA Darmawangsa sedang dihebohkan dengan kedatangan seorang murid baru, kedatangan murid tersebut membuat nya menjadi bahan perhatian.
Seorang gadis berparas sangat cantik dan berkelas, sedari dia turun dari mobil hingga sekarang ia sedang berjalan di koridor sekolah semua pasang mata tidak henti-hentinya mengarah padanya, pandangan para siswa laki-laki memancarkan penuh puja pada sosok cantik itu sedangkan pandangan siswi perempuannya memancarkan rasa iri merasa kehadiran gadis itu telah mengancam pacar-pacar mereka.
Flashback on
"Kamu ini! Jangan pasangan muka masam kamu kayak gitu, kamu harus nurut manis sama perkataan pria tua itu kalau masih mau dapat posisi yang bagus, lagian harusnya kamu senang kan ikut mama ke Indonesia sekalian jalan-jalan." Bisik wanita paruh baya menasehati anak gadisnya yang sedari di pesawat hanya memasang wajah kecut nya.
Gadis itu mendengus kesal, senang mama nya bilang? Apanya yang senang saat di suruh meninggalkan kekasih tercintanya di Paris, yaa walaupun hanya sementara tapi kan jika dia tidak ikut mungkin sekarang ia sedang bermesraan dengan sang kekasih, memikirkan itu saja sudah berhasil gadis itu di serang kekesalan luar biasa.
"Helloww, aku tuh malas ke Indonesia mom, It's hot." Kesal gadis itu yang sekarang sudah mengipasi wajahnya menggunakan tangan.
Cuaca Indonesia sekarang memang sangat panas di karenakan sedang musim kemarau.
"Sttttt tahan lah sebentar lagi, pasang wajah manis mu karena ayah mu sudah mendekat ke sini."
"Nahhh sekarang kalian naiklah." Ucap pria itu menyuruh 'istri dan anaknya' masuk ke dalam mobil.
"Ohh iya Marsya di rumah nanti kamu juga punya satu abang loh yang sering ayah cerita ke kamu,namanya Hardyan yaa walau anaknya agak nakal." Jelas pria itu pada anak gadisnya yang memang tidak pernah bertemu dengan saudaranya.
"Wahh iya pahh? Seru dong kalau gitu, aku udah ngga sabar banget mau sampai ke rumah." Marsya berucap antusias, sedangkan pria yang sedang mengemudi mobil terkekeh melihat keantusiasan anak gadisnya.
Benar-benar gadis yang manis pikir nya.
Ingin rasanya Marsya muntah sekarang juga, sungguh kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya sendiri membuatnya jijik, apanya yang tidak sabar sampai di rumah? Jika mau Marsya lebih memilih untuk tinggal di hotel saja daripada bertemu dengan saudara tirinya yang tidak penting itu, tidak peduli seperti apa rupanya toh di dalam kepalanya tidak ada yang mengalahkan ketampanan sang kekasih.
Setelah melewati perjalanan yang lumayan lama, akhirnya mobil sport berwarna silver memasuki halaman rumah yang sangat luas.
Pria dan wanita paruh baya itu di sambut oleh beberapa pria berseragam serba hitam yang siap memindahkan barang-barang mereka, sedangkan Marsya dengan tidak niat turun dari mobil melepas kaca mata hitam yang membingkai wajah memerah nya, mungkin karena terlalu gerah.