💔

6.7K 500 70
                                    

terakhir.

warn:
-3k+ word
-ngga sedih sedih amat sih, masih aman lah pokoknya.












Hari-hari terus berganti meninggalkan banyak jejak, ingin memberitahukan bahwa ia pernah menemani kita walau hanya sekedar singgah sebelum tergantikan lagi dengan hari-hari selanjutnya.

Namun entah mengapa waktu terlalu kejam dalam menghapus jejak itu hingga banyak yang melupakannya, walaupun sebenarnya perkara melupakan dan terlupakan bukanlah hal yang selalu buruk, tapi tetap saja menyedihkan jika terjadi. Mengapa? Karena...

Terkadang banyak orang yang ingin melupakan tapi tidak ingin melewati prosesnya, proses yang dipenuhi dengan kilasan kilasan indah yang anehnya malah menyakiti diri, sampai kita hanya bisa terjebak dalam proses itu karena terlalu frustasi dengan peperangan hati dan logika, lalu pada akhirnya kita akan berakhir menetap di waktu yang sama karena terlalu sulit bergerak walau selangkah saja.



Besok sudah hari terakhir dilaksanakannya ujian untuk kelas dua belas, dua gadis yang didepannya terdapat tumpukan buku sudah sangat muak melihat halaman buku yang dipenuhi dengan deretan huruf-huruf yang dapat membuat matanya sakit. Berbeda dengan dua gadis itu, satu-satunya pria yang ada di sana malah terlihat sangat bersemangat belajar untuk hari terakhir besok.

"Falll besok udah hari terakhir jadi ngga usah belajar lah, kan kemarin-kemarin udah belajar tuh, jadi pasti tuntas itumah." Lily berucap lalu setelahnya menguap.

"Jelek banget ya pemikiran lo." Balas Raefal tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku di meja.

Saat ini seperti hari-hari sebelumnya, mereka bertiga sedang belajar di apartemen Raefal dengan posisi Raefal yang duduk ngemper di lantai, didepannya ada beberapa buku yang masing-masing terbuka di atas meja, Lily yang rebahan di atas sofa sambil membaca buku paket, sedangkan Tere telah tertidur dilantai dengan buku yang menutupi wajahnya. Berarti tidak dapat dikatakan belajar bertiga sih.

"Fall itu Tere tidur masa gue ngga sih, ngga adil banget loh jadi teman." Lily berucap lagi.

Raefal melirik sisi meja depannya, dan benar saja disana Tere telah tertidur dengan nyenyak nya, padahal sedari tadi Raefal mengira bahwa Tere sedang berbaring sambil belajar persis yang dilakukan Lily sekarang.

"YEYYY BELAJARNYA SELESAI! AKHIRNYA BESOK-BESOK UDAH NGGA BELAJAR LAGI." Lily bangkit dari tempatnya lalu berteriak tepat di dekat telinga gadis yang tadi tertidur.

"Haaa? Selesai? Akhirnya!!!" Tere bangun dan langsung berseru di keadaannya yang masih setengah sadar sekarang ini.

Raefal yang melihat kejadian itu hanya bisa memasang ekspresi datar nya.

"Enak aja selesai, sana belajar lagi ini masih awal banget." Raefal berujar, setelahnya kembali memperhatikan buku-buku di atas meja.

"Arghhhhhh!" Tere berseru kesal dan ingin kembali membaringkan tubuhnya kelantai sebelum di tahan oleh Lily.

"Eeeee ngga usah baring lagi lo anjir, duduk terus belajar. Enak aja lo tidur tiduran padahal gue juga lagi ngantuk."

"Yaa makanya makan."

"Udah ngga waras lo anjir, sana cuci muka dulu, liat tuh iler lo ngebentuk peta Indonesia."

Raefal memperhatikan semuanya, ditengah tengah itu ia tertawa, merasa lucu dengan interaksi kedua gadis didepannya.

***

Hari ini telah tiba-tiba, hari yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh anak kelas dua belas, hari akhir dari segala penderitaan mereka di satu minggu ini, begitu juga dengan Raefal yang telah lama menantikan hari ini, karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Hardyan, Raefal terkekeh geli saat menyadari ternyata ia sangat merindukan pria itu, ia sangat jarang melihat Hardyan di satu minggu belakangan ini, bahkan nyaris tidak pernah, mungkin pria itu sangat menuruti perkataannya.

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang