"Ck, cepetan permintaan lo apa!" Raefal mendengus malas, melihat seringai pria tan di depannya membuat keinginan melempar helm ke wajah pria itu makin tinggi.
"Gue mau lo jadi pacar gue."
detik pertama...
detik ke dua...
detik ke tiga...
"Lo gila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apa yang kalian lakukan saat melihat anak dari sekolah kalian bermain basket di lapangan sambil berlari-lari mendribble bola serta dengan keringat yang sudah membasahi sebagian seragam tanpa lengan tersebut??
Ada berbagai macam jenis siswi SMA Darmawangsa saat menyaksikan bola basket itu, dari jenis yang berteriak-teriak heboh, menjadikan teman disampingnya sebagai samsak tabokan, bahkan ada yang teriakannya ditahan entah tujuannya apa, sampai ada yang berdoa untuk dikuatkan imannya.
Hari ini hari sabtu, hari sabtu memang hari yang sangat dinantikan oleh para siswa-siswi lebih tepatnya siswi SMA Darmawangsa, karena pada hari itu mereka hanya mendapatkan sedikit mata pelajaran dan selebihnya jamkos, dan pada saat itulah para serbuk berlian berkedok cogan melakukan permainan andalan mereka yaitu basket, futsal, dan juga volley ball. Bisa dibilang selama jamkos 70% siswi hanya menonton para cogan sampai jam pulang sekolah.
Sedangkan disisi lain, seorang pria baru saja melihat sekelompok orang bermain pada lapangan dengan ekspresi sedikit kusam. Ia sebenarnya ingin memasuki club basket namun kepribadian dan tingginya lebih dulu menghentikannya.
Ohh ayolah, jangankan orang lain, Rafael pun membenci dirinya sendiri, tidak lama lagi masa sekolahnya berakhir namun memiliki satu teman saja tidak ada. Rasanya memiliki otak diatas rata-rata tidak berarti apa-apa baginya, bahkan tidak sedikit orang yang mengenalnya sebagai orang sombong.
Menghentikan lamunan yang tidak berguna, Raefal kembali memperhatikan sekelompok siswa yang berlari-lari dengan penuh keringat di lapangan sana. Mau pergi ke perpustakaan tapi di perpustakaan banyak sekali guru guru yang sedang nongkrong sambil melakukan pergibahan.
Raefal paling malas dengan itu karena ia yang katanya sebagai anak 'teladan' sudah pasti akan disuruh-suruh, dan Raefal paling benci kenyataan itu, apalagi sampai membantu mengoreksi ulangan, dan Raefal harus menuruti perintah karena mau menolak pun tidak bisa.
Disisi lain seorang pria berkulit tan sedang duduk dibawah pohon tepatnya di dekat lapangan bola basket, ia tidak melakukan apa-apa, hanya diam melihat tanpa minat temannya yang sedang bermain di lapangan dengan asiknya. Hardyan menghela napasnya, bosan sekali dia hanya duduk sendiri tidak melakukan apa-apa selain bernapas.
Bajunya sudah tergantikan dengan seragam basket tapi entah kenapa ia sangat malas berkeringat sekarang ini, jadilah hanya dirinya yang duduk sendiri sekarang.
Hardyan sangat tidak mood sampai matanya tidak sengaja menatap pria berkulit putih diseberang sana, pria kecil itu sedang duduk sendiri dengan matanya yang tidak lepas dari lapangan basket, entah pria itu benar benar memperhatikan permainan atau hanya matanya saja yang fokus ke titik itu tapi pikirannya terbang entah kemana.
Hardyan yang melihat hal itu langsung turun kelapangan, entah datang darimana dorongan untuk bergabung bermain basket bersama teman-temannya, temannya pun sampai bingung sendiri dengan perubahan mood Hardyan yang sangat drastis itu, Hardyan tidak sedang PMS kan?