6.6K 711 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>•<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>•<

Terhitung sudah tiga hari Raefal absen dari sekolah. Terhitung tiga hari juga Hardyan dan ke-empat dayang nya mengunjungi apart pemuda berkulit putih itu.

Jangan tanyakan mengapa mereka bisa sering berkunjung untuk sekedar bermain, jawabannya adalah karena mama Raefal itu sendiri. Bagaikan bertemu sebongkah berlian di padang lumpur, wanita dengan satu anak itu begitu antusias dengan orang-orang yang ia tau sebagai teman dari anak satu-satunya.

Wanita itu sudah sangat tau jika anaknya paling anti bergaul dengan orang-orang, paling susah untuk akrab orang lain. Jadi saat melihat interaksi sang anak dengan pemuda-pemuda ganteng kemarin membuat wanita paruh baya itu sangat senang, biasanya sang anak lebih memilih untuk tidak mengurusi orang lain tapi melihat Raefal yang kadang merenggut kesal karena kejahilan pemuda yang bernama Jafran dan Carel, benar-benar memunculkan senyuman manis di wajahnya.

Akhirnya sang anak memiliki orang-orang yang dapat menemani masa mudanya, tidak lagi sekedar belajar dan tenggelam dalam dunia yang membosankan. Sebenarnya wanita paruh baya itu sangat bangga dengan prestasi sang anak, siapa sih yang tidak bangga dengan prestasi anak? Itu menunjukkan jika kita telah berhasil mendidik seorang anak. Tapi dalam kasus ini wanita satu anak itu mau Raefal juga bermain sesuai dengan usianya, dia dan suami juga tidak menuntut sang anak untuk ini itu, asal anaknya tidak melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri. Untuk sekedar bermain mah tidak masalah bagi mereka.

Raefal memandang manusia-manusia tidak tau diri di depannya, entah sudah keberapa kali nya ia menghela nafasnya kasar. Kamarnya sudah seperti milik dari manusia-manusia tidak tau diri itu.

Bagaimana tidak? Di sana ada Jafran dan Carel yang duduk santai sambil memakan cemilan yang mamanya bawakan tadi, juga ada Jarvis yang tengkurap sambil bermain game online di ponselnya. Matanya melirik ke arah Jaidan, oh sepertinya hanya pria itulah manusia normal di sini, pemuda dengan mata bulan sabit itu duduk bersandar di dinding kamar sembari memainkan ponselnya, sepertinya sedang mabar dengan pria yang asik tengkurap sambil berteriak-teriak saat suara tembakan terdengar.

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang