7K 665 68
                                    

Keributan tadi benar-benar membuat gempar, bagaimana tidak? Salsabila sampai menangis lalu Hardyan beserta dayang-dayang nya menghampiri anak itu.

Sedangkan pihak Tere dan lily di hujat habis-habisan karena telah membuat Salsabila yang notabenenya adalah anak baik-baik, bahkan tak jarang yang meneriaki Tere sebagai 'pelakor' karena ingin merebut Hardyan dari Salsabila.

Padahal nyatanya mereka tidak tau mendetail tentang kebenarannya, hanya mendengar seberapa kata. Tapi Tere hanya membiarkannya, bodoamat dengan omongan orang, toh dia sudah terbiasa di anggap sebagai manusia yang tidak memiliki celah kebaikan.

***

Sedangkan di sisi lain, Raefal sedang berada di bus pulang, ingin marah tapi tidak tau marah dan kesal pada siapa.

Andai dia tau akan seperti ini, mungkin, tadi, Raefal memilih untuk jalan kaki saja kesekolah daripada ikut dengan manusia bernama Hardyan.

Jika tidak ingin mengantar pulang jangan so soan jemput!

Kira-kira seperti itulah kata-kata yang mendukung amarahnya untuk naik kepermukaan.

Tapi kenapa ia bisa sangat marah?

Entahlah, itu yang Raefal debat kan dengan dirinya sendiri, mengapa hanya tidak jadi menghantar pulang saja membuat nya kesal? Kekesalan ini sangat menyiksanya.

Sebenarnya ia tidak pernah bertemu Hardyan sejak kejadian tadi, sampai pulang Raefal pun tidak melihat Hardyan, tidak mencoba untuk menunggu juga, jadilah ia langsung pulang, dalam pikirannya pasti Hardyan masih bersama pacarnya.

Tidak salah kan? Sang pacar harus menjadi prioritas.

Mungkin kapan-kapan ia juga harus mencari pacar, karena dulu Raefal yang sama sekali tidak pernah tertarik menjalin hubungan tiba-tiba emosional sekali terhadap orang-orang berpasangan.

Apakah ini yang di rasakan jomblo ngenes?

Hingga lamunan nya terhenti saat bus yang ia tumpangi berhenti, dengan malas Raefal turun dari bus dan berjalan kaki sedikit menuju ke apartemen nya.

Ia membuka pintu dan langsung melirik meja di sudut sana, Raefal bawa kedua kakinya mendekat ke sana. Di atas meja sudah di penuhi masakan setengah hangat, sepertinya di masak beberapa saat lalu, dan tidak lupa sebuah nota di sana.

'ini mama masakin, di hangetin dulu baru adek makan. Mama udah pulang soalnya papa kamu nanti rindu sama mama kan bahaya:)'

Raefal tertawa kecil membaca sederet kata yang tertulis di nota itu, lalu menarik salah satu kursi di sana, dan makan. Tanpa memanaskan nya dahulu seperti pesan sang mama, soalnya ia capek dan juga sudah lapar.

Di meja makan itu Raefal makan dengan santai, tanpa di temani siapapun. Setiap suapan yang masuk menyapa lidahnya, membuat seulas senyum timbul di wajahnya, masakan mama nya selalu yang terbaik.

Setelah merasa kenyang, Raefal menaruh piring kotor nya di wastafel, beberapa makanan yang belum habis ia simpan ke lemari pendingin, agar tidak basi. Sebelum menutup lemari pendingin, Raefal mengambil stok donat serta susu kotak stroberinya, sebagai temannya untuk mengulang pelajaran di sekolah tadi.

Saat merasa sudah nyaman dengan tempatnya di meja belajar Raefal membuka tasnya, namun niatannya terhenti karena bunyi notif dari ponselnya.

Dengan cepat Raefal meraih ponselnya, tanpa sadar ia menginginkan notif dari seseorang.

Terbukti dari perubahan drastis raut wajahnya saat mengetahui bahwa notifikasi nya bukan dari seseorang itu.

Terbukti dari perubahan drastis raut wajahnya saat mengetahui bahwa notifikasi nya bukan dari seseorang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang