***
"Kak Laneta".Kelopak mata Laneta terbuka kala mendengar seseorang memanggilnya.
"Iya?".Ucap Laneta ramah.
Dua orang siswi. Salah satunya menyodorkan sebungkus coklat batang kepadanya.
"Makasih".Ucap Laneta tersenyum manis.
"Sama-sama kak".Kedua gadis itu tak kuasa menahan senyumannya. Baginya bertemu dengan seorang Laneta adalah sama saja bertemu dengan seorang aktris.
Setelah kepergian kedua siswi itu Lenata menunduk menatap coklat digenggamannya. Ini bukan pertama kalinya, tapi berkali-kali. Siswi maupun siswa memberikannya sesuatu, seperti sebotol minuman, burger, nasi goreng, dan seperti sekarang coklat. Ia pun tak mengerti mengapa mereka memberikan ini kepadanya.
Laneta tersenyum tipis "Ada-ada aja".Katanya pelan.
-
Laneta melangkah melewati perbatasan koridor, melangkah memasuki toilet disamping perpustakaan.
"Bersihin sepatu gua sialan!".Suara lantang terdengar dari dalam. Lenata mempercepat langkahnya menghampiri suara itu.
Matanya membulat. Seorang gadis berkaca mata berjongkok dibawah kaki dua orang gadis. Mereka melakukan pembullyan.
"Berenti!".Cegah Laneta menghentikan pergerakan gadis cupu itu. Dan mengalihkan perhatian kedua gadis yang sekarang tengah menatapnya sinis.
"Kalian apa-apaan si?".Ucap Laneta tak suka. Tak suka melihat kedua gadis itu yang bersikap seenaknya.
"Wah si Laneta rupanya".Satu dari dua gadis itu terkekeh tak lucu. Pinka-cewek yang selalu menindas orang lemah.
Laneta cukup mengenal gadis itu. Beberapa kali ia melihat Pinka menindas orang dengan orang yang berbeda-beda. Karna Laneta baik maka gadis itu melangkah mendekati gadis yang tengah ditindas oleh Pinka bersama temannya.
"Ayo gua bantuin lo berdiri".
"Pergi lo Laneta. Ga usah sok baik".Cegah Pinka marah.
"Ayo".Laneta seolah menulikan pendengarnnya. Gadis itu mengabaikan seruan Pinka yang tengah memanggilnya.
"Gua anterin lo ke uks".Laneta menarik lembut tangan gadis itu yang tengah menunduk. Gadis itu takut menatap Pinka.
"Awas ya lo".Pinka menunjuk gadis berkacamata itu yang sudah ditarik oleh Laneta keluar.
"Sial!".Pinka berdesis. Menatap penuh kebencian Laneta yang sudah menjauh dipembelokan koridor.
***
Laneta menarik tangan gadis berkacamata itu memasuki toilet. Ini toilet yang hanya bisa digunakan oleh orang tertentu. Karna Laneta berasal dari keluarga terpandang maka ia juga berhak memakai toilet ini.
Ok kembali kearah pembicaraan.
Laneta menatap gadis itu yang sibuk membersihkan seragam putihnya yang terkena cairan berwarna merah. Tak salah lagi, Pinka pasti menyiramkan jus pada seragam gadis itu.
Laneta merogoh saku roknya mengelurakan sapu tangan miliknya. Lalu menyodorkan pada gadis itu.
Sebenarnya agak canggung menerima sapu tangan itu tapi ia juga membutuhkannya.
"M-makasi".Ucap gadis itu canggung.
Laneta tersenyum manis "Santai aja".katanya lalu terkekeh.
Yuna- menatap Laneta yang sedang terkekeh, benar apa yang orang-orang bilang Laneta adalah gadis yang sangat baik. Laneta bahkan 2 kali menolongnya saat membiarkan kekasihnya yang menggendong tubuhnya.
Bahkan gadis itu tidak marah. Gadis itu sama sekali tidak cemburu padanya. Laneta baik dan cantik. Sekarang dua kalimat itu yang terlintas dalam pikirannya.
"Lo kelas berapa?".Suaranya saja sangatlah lembut. Membuatnya tanpa sadar mengagumi gadis cantik didepannya itu.
"Kelas?".Laneta mengangguk.
"A-ku kelas sebelas".Ucapnya gugup. bagaimana tidak gugup saat ia ditatap seperti itu.
Laneta mengangguk "Nama lo siapa?".
"Namaku Yuna, kamu pasti Laneta kan?".Ucap Yuna sudah tidak secanggung tadi.
"Lo tau?".
"Siapa yang gak kenal kamu".Laneta terkekeh untuk sekian kalinya.
"Perlu bantuan?".Tawar Laneta yang ingin membantu membersihkan seragam Yuna.
"Gak usah, aku bisa".Tolaknya halus. Laneta mengangguk.
"Seragam lo udah kotor".Ucap Laneta memperhatikan pakaian gadis itu. Percuma saja gadis itu membersihkannya, tetap saja noda itu sangat sulit dihilangkan hanya dengan menggunakan air.
"Ini, ambil".Laneta menyodorkan paper bag warna hitam pada Yuna.
"B-buat apa?".
"Pakaian lo kotor lo bisa pakai pakaian gua sementara dulu".Paper bag berisikan seragam berwarna putih. Karna hari ini gilirannya yang memakai pakaian olahraga.
"Terus kamu pakai apa?".
"Gua kan pake baju olahraga".Ucap Laneta tersenyum.
Yuna meringis tak enak kala menerima itu "M-makasi, kenapa kamu baik sama aku padahal kita baru kenal?".Pertanyaan yang sedari tadi muncul dibenaknya.
Laneta tersenyum tulus "Berbuat baik dengan orang lain itu wajar".ucapnya tulus.
***
"Laneta!".Laneta yang baru saja keluar dari toilet pun menoleh menatap Elga yang memanggilnya.
"Elga?".Senyum manis Laneta terbit.
"Kamu dari mana? Tadi aku cariin dikelas gak ada".Ucap Elga menarik lengan Laneta agar mendekat padanya.
"Aku habis dari toilet El".Elga mengangguk mengerti.
Cowok itu kembali menatap Laneta "Kamu bisa pulang sendiri kan?".Elga bersuara pelan.
Karna Laneta pacar yang baik maka gadis itu mengangguk mengerti. Mengaklumi bahwa kekasihnya itu sibuk ekskulnya.
"Iya".
"Kamu gak papa kan?".Elga bertanya dengan hati-hati.
Laneta tersenyum manis "Iya Elga".
Elga membalas senyum itu "Aku pesanin taxi ya?".ucapnya
Laneta menggeleng "Aku gak papa Elga, aku bisa pulang sendiri".Tolak Laneta halus.
"Yakin?".
"Yakin dong".
"Hati-hati sayang".
Laneta hanya tersenyum membalas kalimat cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNETA
Teen Fiction"Apa yang akan mamah lakuin kalau aku rusakin berkas mamah?". "Tentu saja mamah akan marah". "Tapi mamah selalu rusakin kertas ujian aku". - "Mana yang sakit Ta, bilang sama aku". "Semuanya sakit". - "Andai kamu tau El, gimana sakitnya aku ketika li...